Rabu, 23 Juli 2008

Curug Cigamea

Kalau denger Bogor, siapa sih yang ga tau kota hujan itu. Meskipun setiap kali kesana udara nya serasa sangat menyengat. Kota yang punya istana dengan ratusan kijang2 yang hidup bebas, ada lagi kebun raya bogor (yang kuingat dari kebun ini adalah jembatan merah yang lumayan fenomenal ttg putus atau ga nya suatu hubungan dua insane..hehehe), belum lagi tempat2 makan yang juga banyak (tapi jangan harap bisa nemu yang enak kalau ga tau jalan ).

Tapi, aku ga akan cerita banyak tentang kota ini, karena sudah ada website resmi pemerintah yang bisa cerita lebih lengkap. Aku hanya ingin cerita tentang suatu tempat agak dipinggiran Bogor yang punya pemandangan menakjubkan, tentang perjalananku.

February 03, 2008

Bulan februari ini diawali dengan turing ke Cibatok. Rencana nya sih bakal ada 10motor yang ikut turing ini, tapi ternyata hanya tinggal 4 motor yang siap tempur. Yah..mungkin juga karena semalem hujan dan banjir hari sebelumnya. Perjalanan kali ini bukanlah turing resmi dari TRAVIC, tapi direncanakan sebenenya oleh anak “dwidayaholic” (sebutan untuk anak2 agent yang masih atau pernah berhubungan dengan Dwidaya).

Minggu pagi hujan sisa semalam masih turun, meskipun hanya tinggal rintik-rintik. Ryan (profilnya akan ada nanti) muncul dikosan jam setengah 8, setelah aku harus menunggu satu setengah jam dengan melawan rasa kantuk yang benar2 hebat. Maklum, seharusnya dengan udara dingin seperti ini lebih enak emnarik selimut dan melanjutkan mimpi indah semalem (hmmm…..lumayan mimpi dicium Keanu reeves!).

Dari kosanku, kami menuju Tamsur (taman suropati, menteng), meeting point perjalanan kali ini. Thimo dan Adi mungkin sudah menunggu disana. Dengan jaket army yang baru kubeli, angina dingin dan hujan rintik lumayan bisa diredam.

Tiba disana ternyata memang hanya ada 2motor yang sudah stand by, Iyan (anank Dwidaya airport) tidak bisa ikut karena sakit, juga Renat dan Nana yg beralasan hujan. Pukul 8, setelah diawali dengan berdoa, 3 motor melaju (aku dibonceng oleh Ryan) menuju PIM (pondok Indah Mall), ada satu orang yang masih harus kami jemput. Dengan jalur Sudirman-Blok M-lewat belakang PIM, kami tibasetengah jam kemudian. Aloy –cowok gempal yang harusnya sudah ada disana- belum kelihatan batang hidungnya dan batang2 yang lainnya. Sambil menunggunya, aku dan Adi menghangatkan perut dengan semangkuk bubur ayam yang ada dipinggir jalan. Hujan sudah reda. Pukul 9 lewat, tampang batak itu baru muncul dengan wajah yang sedikit terlihat rasa bersalah.Meskipun akhirnya hanya ada 4motor yang ikut : Aloy, Thimo, Adi + aku, dengan semangat kami tetap berangkat.

Motor-motor kami memang bergerak tidak terlalu kebut karena jalanan yang licin setelah hujan. Menurut mereka, rute yang diambil adalah melewati pondok cabe. Matahari mulai bersahabat dan sedikit terik. Kami tiba di peristirahatn pertama, disebuah SPBU, sudah memasuki Bogor. jam dilenganku menunjukkan pukul 11. dikejauhan tampak gunung salak yang menjulang biru. Sangat indah, dengan hamparan rumah2 penduduk dikakinya.

Sebenarnya turing Cibatok bukanlah yang pertama bagiku, sebelumnya aku pernah turing kesana juga dengan anak2 TRAVIC. Dan aku yakin (meskipun dulu adalah perjalanan malam) jalan yang kami ambil sekarang adalah jalur yang dulu kami ambil. Satu hal yang lebih meyakinkan ku adalah ketika kami melewati sebuah villa dimana dulu tempat kami menginap.

Ada sebuah kawasan pemandian air panas disana. Tapi itu bukan tujuan kami kali ini, misi anak2 Dwidayaholic kali ini adalah : Curug Cigamea. Ada beberapa tanjakan yang harus kami lewati. 3motor –termasuk motor Ryan-mulai terbatuk-batuk hehehe….
Pukul 12 siang akhirnya kami sampai juga. Dari pintu gerbang, berderet pondok-pondok yang berdagang macam makanan. Setelah parker motor, kami menghampiri salah satu pondok. Rasa lapar dan lelah membuat 4cowok yang bersamaku itu langsung memesan makan siang, yang merupakan makanan kebangsaan anak kos : Indomie rebus!!!…mantap!!




Selama mereka makan, aku mencari tempat untuk sholat dzuhur, dan menemukan sebuah tempat sholat kecil dipondok sebelah yang juga terdapat toilet umum. Udara ditempat ini benar2 sejuk. Setelah selesai akupun ikut memesan makanan.

Setelah beristirahat, kami berlima turun kebawah dimana terletak air terjunnya. Melewati gerbang pembelian karcis dan membayar Rp 2500/orang. Akses untuk mencapai kebawah adalah dengan menuruni anak tangga yang terbuat dari semen. Ditengah jalan aku sempat kaget, plus bergidik, disepanjang jalan itu ternyata terdapat sekawanan monyet yang bergelantungan didahan-dahan pohon. Pantas saja aku meihat beberapa penjual souvenir menawarkan boneka-boneka monyet! Ternyata monyet-monyet itu menjadi maskot tempat ini. Terus terang saja, aku memang sangat takut.

Dan akhirnya tiba juga kami disana. Ada dua air tejun disana. Salah satu yang paling tinggi kalo gak salah sekitar 30meteran. Alirannya saat ini lumayan besar, mungkin karena pengaruh musim hujan. Kami mulai berganti kostum….waktunya basah!!! Dan naluri piknik ku mulai keluar. Tak lupa sesi poto-poto!!
Ada kawasan wisata air terjun lagi didaerah cibatok ini, letaknya masih agak keatas lagi. Dari curug ini kmai akan menuju kesana. Katanya sih air terjunnya lebih besar. Makaya pukul 2siang kami sudah ‘keluar dari air’ dan naik kepondok penitipan barang. Tentu saja jalan setapak naik ini aka lebih sulit. Anak tangga demi anak tangga harus kulaui dengan ‘ngos-ngosan’. Pada akhirnya, tubuh yang sudah lelah membuat kami membatalkan rencana untuk naik lagi ke curug atas. berganti baju kering. Segelas kopi hangat dan jagung baker rasanya sangat nikmat, diselingi obrolan-obrolan ringan, sesekali para cowok-cowok menggoda gadis-gadis yang akan turun kebawah.
*to be continued

Tidak ada komentar: