Rabu, 25 Februari 2009

first week in Bandung

Seminggu di Kota dingin ini, belum sempet buat jalan2 keliling. Padahal sebelumnya klo ke Bandung pasti niat banget buat belanja atau sekedar wisata kuliner. Alesannya adalah, sepanjang hari Bandung selalu diguyur hujan..jadi males buat keluar, dingiiiin euy!!

Entah karena di kantor baruku ini masih terlalu sangat kecil mobilitas kerjanya, jadi waktu terasa sangat panjang dan cepet bosan. Baru satu minggu aku sudah kangen buat balik kejakarta. Ga disangka, aku bener2 merindukan suasana jakarta yang ramai, anak2 travic, dan teman2 akrab ku lainnya (jangan ada yang ngambek ya klo ga disebutin secara spesifik namanya...weks!!).

Disini, aku tinggal disebuah asrama khusus putri, yang sebagian besar penghuninya adalah anak2 kuliah. Ada 25kamar yang tersedia di bangunan 2 lantai itu, namun tak semua nya berpenghuni, mungkin hanya sekitar 11an. Kamarku berada dilantai bawah, terletak paling ujung. Didalam ruangan sekitar 4x3 meter itu bertumpuk semua barang2 yang ku angkut dari kosan lama, plus kamar mandi kecil. Tak banyak yang kulakukan bila sedang didalam kamar, lagipula sampai saat ini aku belum pernah ngobrol dengan penghuni lainnya...yah thats my typical!!..untung masih ada novel dan dvd yg menjadi pengalihan kesepian ku.

Dari tempat kos ke kantor diperlukan waktu hanya 5menit berjalan kaki, sambil menghirup udara pagi yang bersih ( inilah salahsatu kelebihan tinggal di Bandung, msh bisa menghirup udara bersih dan segar di pagi hari, ga kaya di jakarta ). satu lagi kelebihannya adalah, hanya 5menit berjalan agak keatas, sudah ketemu the phenomenal “cihampelas street” yang ramai itu...!!Biasanya pada makan siang atau makan malam aku hunting kesini.

Hah....aku menunggu musim hujan akan segera berlalu, jadi bisa memulai acara turun kejalan2 buat 'ngubek-ngubek' kota unik ini.

So...see you on the next story of me !!


Selengkapnya...

Rabu, 11 Februari 2009

Emotion

8 bulan semenjak hari itu, untuk pertama kalinya aku bertemu dia lagi. Tak ada yang berubah, penampilannya, suaranya, kecuekannya, cara merokoknya…..dia tetaplah dia yang pernah kulihat dulu. Mungkin hati itu yang berubah.

Angin dingin menemani rintik hujan yang membasahi lantai semen lapangan ditaman menteng malam tadi. Udara dingin menusuk kulit dan membekukan satu ruang didalam hatiku.

Mana keberanian itu? Aku hanya mampu melihat nya dari belakang. Tak mampu melihat wajah itu. Kuharap air hujan mampu menutupi setetes air mata yang tiba2 mengalir.

Dingin….semakin dingin…..
Kucoba tersenyum…tapi tetap dingin
Kucoba tertawa…semakin dingin
Aku ingin berdiri didepannya, menatapnya dan menagih sebuah penjelasan yang ingin kudengar keluar dari bibirnya.

Namun, untuk melihat matanya saja ku tak sanggup.
Aku takut hujan tak mampu lagi menutupi airmataku.
Aku takut dia akan melihat kerapuhanku.
Aku takut dia akan melihat rasa sayang yang masih kusimpan.



Selengkapnya...