Senin, 27 April 2009

my weekend

April 25, 2009. Pondok Gede, Bekasi

kenapa Jakarta terasa panas banget ya? Apaka ini cuma perasaan ku saja karena sudah terbiasa dengan udara sejuk kota Bandung,,hmmmm miss the city already. Tapi, kalau ngeliat status FB beberapa orang yang uring-uringan juga, aku yakin bukan hanya aku yang merasakan fenomena matahari terasa semakin dekat ke bumi ini. And yeah...Jakarta bener2 panaaasss euy!!

Pagi ini, aku terjebak ditengah-tengah sebuah wawancara yang membosankan. Bagaimana tidak, ini pertama kalinya aku diwawancara dengan kebulan asap rokok yang ganggu banget. Pria setengah baya yang merupakan owner dari salah satu cabang L... Tur itu tak henti-hentinya merokok bak kereta api uap. Ditemani dengan secangkir kopi- yang sama sekali tak ada basa basi buat nawarin- aku, dia dan salah satu hrd nya , seperti sedang ngobrol di sebuah warung kopi pinggir jalan. Saat dia menjelaskan panjang kali lebar cara kerja biro perjalanan yang dia jalani itu, aku sibuk menghitung puntung-puntung rokok yang sudah dia habiskan.
50% keinginanku untuk bekerja di biro perjalanan ini sudah runtuh di 10menit pertama, dan alasan non IATA serta sistem kerja sharing profit memangkas 45% sisanya. Kecewa sih, tapi yang lebih buat bete adalah demi wawancara ini aku harus mandi jam 4 pagi...brrrrrrrrr!!!

Sengatan sang surya langsung menamparku waktu keluar dari kantor berwarna hijau itu. Tujuanku setelah ini adalah rumah kak Eka di ciledug. Meskipun aku buta dengan daerah Pondok Gede ini, namun dengan komunikasi yang cukup baik dengan para supir angkot, akhirnya aku sampai juga sebelum pukul 12 siang. Hah..ternyata pengalaman terlalu sering tanya2 ma supir angkot di Bandung membuatku jadi lebih pede...hihihi.


April 26, Sarinah, Jl. Thamrin
Mustinya aku ingat kalau setiap minggu terakhir, sepanjang jalan sudirman dan thamrin diberlakukan “ car free day”. Akibatnya, aku harus berjalan dari BI ke sarinah dengan sendal ber hak. Walhasil, dengan muka merah terbakar dan keringat bercucuran ( agak berlebihan si pastinya ), aku tiba di MC D sarinah. Seorang cewek jangkung berkacamata sedang ngantri memesan makanan.
“ Li, titip lemon tea ya!” kataku, setelah dia ngeh dengan kedatanganku.

Sebenarnya, pagi ini aku didaulat 2orang temanku, Lia dan Ryan buat nemenin mereka jalan-jalan di Bandung, sebagai guide lebih tepatnya. Meskipun sebenrnya tidak tepat sama sekali..weks! 3Bulan di Bdo, tidak membuat ku begitu saja bisa mengantongi sertifikat 'lulus' dari paguyuban guide sebandung raya. Tapi, bagaimana mungkin aku bisa menolak ketika melihat wajah memelas itu, yeah..meskipun sedikit ada pemaksaan juga she.
“ lagian, gue kan udah book lo dari lama liz!” tambah Lia.

Akhirnya, dengan konsekuensi ' nyasar' yang bisa mereka terima dengan ikhlas, aku dinobatkan sebagai guide 'amatiran' di Bandung...tet tet toret!!!
Sempet delayed 15menit dari jadwal jam 10 pagi, dikarenakan harus pindah mobil. Berkat orasi seoarang cowok yang memperjuangkan kelayakan AC di mobil baraya travel ini.
“ Ganti mobil yang baru !!” teriak nya bersemangat.
“ Ganti mobil yang baru !!” penumpang lainpun berteriak. Hehe..tampak berlebihan.

Namun, aspirasi kami pun akhirnya terpenuhi, walaupun yah..AC dimobil yang baru juga gak dingin-dingin amat.
“ Gud job, mas!” puji Lia pada cowok itu.
Dan sang orator hanya tersenyum bangga dengan mata yang bebinar- binar haru. Untung saja Lia gak lebay buat nambahin.
“ Hidup Indonesia!!”
hihihihi.......

Bismillah...akhirnya mobil yang membawa 8 orang termasuk aku, Lia, Ryan dan supir yang masih grogi akibat demo tadi pun berangkat. Mungkin karena sudah lama tdk bertemu dan ngobrol banyak, 2 setengah jam perjalanan ini benar2 kami habiskan dengan ngobrol ngalor-ngidul ( aku dan Lia saja tepatnya), sedangkan Ryan sudah asik terlelap. Its nice talking with her, a smart girl dengan pemikiran2 yang dewasa dan cukup intelek. Pukul 1230, akhirnya “

Selamat Datang di kota Bandung”. Itu berarti kredibilitas ku mulai dipertaruhkan.
Angkot pertama ( Ledeng- Ciroyom), cukup jitu. Meskipun sepanjang jalan musti telpon yang punya bandung, si akang ferdy. Dengan suara yang tiba-tiba berubah seksi gara-gara flu, sang sensei satu ini dengan sabar menjelaskan jalan lurus mana yang harus kami tempuh. ( kok malah kaya AA gym ..hehhehe)
Ankot kedua ( Lembang-St Hall ), dari terminal ledeng, ternyata kami memang harus menyambung ganti angkot lagi. Angkot coklat yang kami tumpangi terus naik keatas, semakin naik dan naik, dan tak ada tanda-tanda hotel yang kami cari terlihat. Sampai akhirnya kami putuskan bahwa kami sudah terlewat jauh. Lia mulai panik, sang guide amatir meskipun terlihat tenang tapi bibirnya sudah membiru, sedangkan Ryan, No expression ( antara bingung, pasrah, dan laper ). Untunglah tak jauh dari tempat kami berhenti ada sebuah tempat makan yang terlihat bersih dan menggoda, hallah!!. mengisi perut sepertinya ide sempurna. Lagian, tema dari jalan-jalan ini sebenernya adalah “ easy traveling” dan “easy nyasar-ing”.
2porsinasi ayam kremes plus 1 nasi gulai kambing , mampu mengembalikan kecerian tiga bocah petualang inih. Lia mulai tenang, sang guide mulai mencari info jalan lagih, dan Ryan mulai mengantuk..gubrak!!




setelah makan, pencarianpun terasa lebih indah. Hotel bintang 5 dengan bangunan bak istana berwarna abu-abu itupun bisa kami temukan. Gak nyesel juga sih, its a great 'european style' hotel.




Setelah istirahat sebentar dikamar, pukul 4 kami siap keluar lagi. Tak mau membuang-buang waktu, tujuan kami sore ini adalah Cihampelas dan Riau, baru kemudian malamnya nongkrong di surabi enhai. Sayangnya cuaca tak terlalu bersahabat, baru sebentar kami berkeliling di cihampelas, hujan pun turun. Terpaksa kami berteduh masuk ke ciwalk. Sebenrnya agak aneh sih kalau ke bandung buntut-buntutnya ke mal lagi, ke mal lagi. Tapi ya mau bagaimana lagi, akhirnya kami berekliling di mall dikawasan cihampelas ini. Hujan pun tak kujung reda, makan malam pun terpaksa masih didalam ciwalk. Malam ini sebenernya sempet janjian dengan seorang maskot abacus, Om Dodo, buat ketemuan. Lia ingin sekali makan surabi setiabudi, jadi kami janjian disana. Namun tampaknya si Om baru bisa keluar agak malam, sedangkan Lia dan ryan sudah nampak lelah. Akhirnya dengan menerobos derasnya hujan, kami berangkat ke setiabudi. Satu-satunya yang aku khawatirkan dengan cuaca seperti ini adalah Lia, badannya suka sensitip dengan udara seperti ini. Tapi, insya Alloh, jika nanti Lia punya anak, anak nya ga akan 'ngences', karena akhirnya Lia bisa menikmati surabi enhai juga..hehehe. Entah karena kekenyangan atau air hujan yang buat kepala pusing, semua cerita dan rahasia banyak terkuak. Sebagian jawaban pun terbuka. Dan kami bertiga hanya bisa tertawa lepas. Hahh.....what a gud nite.



April 27, Bandung

akhirnya dengan bujuk rayu Lia dan Ryan , aku bolos dari kantor. Gak tega sih, ngelepas kedua teman ku itu begitu saja. Pengaruh hujan-hujanan semalam sudah dirasakan dampaknya oleh Lia, malamnya badan cewk ini sudah panas dan pagi harinya flu sudah mulai menyerang. Jadwal hari ini adalah FO time. Tapi gak maksain juga sih dengan kondisi Lia, balik lagi ke tema “ its easy traveling”. Meskipun begitu, kami masih bisa keluar masuk beberapa FO dikawasan riau dan juanda. Pukul 1630, tur singkat inipun selesai. Dari pool baraya di jl juanda, aku mengantar mereka untuk kembali kejakarta..hiks hiks hiks...sedihh!
Meskipun jalan-jalan nya kurang maksimal, namun kehadiran mereka bagiku sangat menyenangkan. I really had a great time with them, bisa curhat sana sini, nyasar bareng, mpe mati gaya bareng. Ditengah posisi persahabatn kami yang mirip serial beverly hills or melrose place, kami hanya bersyukur masih dapat tertawa bareng .



Thanks guys!! see you on the next trip. ( dengan guide yang lebih kompeten tentunya ).



















Selengkapnya...