Senin, 30 November 2009

manipulasi amoeba..


Hari ini ada satu hal yang bisa kupetik dari 1 kejadian kecil yang kulihat. Sedikit jawaban dari kenapa negara yang ku cintai ini akan tetap penuh dengan orang2 miskin yang terus akan terzolimi dan orang2 berduit yang perutnya akan terus membuncit. Mungkin itu sebabnya begitu banyak PR pemerintah yang tak pernah terselesaikan. Karena sebenarnya solusinya bukan hanya dengan memberikan 'sogokan' pada rakyat ( ambil contoh ini AsKES,BLT,atau program berobat gratis bagi rakyat miskin yang ternyata penuh dengan birokrasi berbelit ), tapi lebih penting lagi membenahi attitude masyarakatnya sendiri, merubah hukum rimba yang kini sudah jadi trend dinegara yang katanya penuh dengan kesopanan dan kesantunan.
Mungkin apa yang kualami hanya contoh keciiiiiil dari masalah besar yang ada, tapi itulah yang kulihat dan cukup membuatku muak.

Hari ini, ibuku datang kesebuah rumah sakit swasta di Lampung untuk memeriksakan penyakit wasirnya.Dengan mengantongi sebuah surat ASKES kami berharap biaya yang dikeluarkan tidak akan besar. Tiba2 siang hari beliau mengabari kalau malam ini pihak rs mengharuskannya untuk menginap. Saat itu aku bertanya kenapa cepat sekali harus sudah rawat inap? Namun waktu mamah bilang kalau sore ini dokter ( yang saat itu sedang ada operasi pasien lain )akan datang, kemudian akan memberitahu kapan bisa operasinya, ya sudah tak apa-apa. dalam pikiranku,mungkin karena sudah harus rawat inap jika memang sore ini belum bisa operasi, harusnya besok operasinya. Dan memang siang ini mamah hanya menjalani beberapa tes, seperti tes darah dan jantung.
Namun sampai maghrib, sang dokter tidak kunjung muncul (malah sang kodok yang datang seiring dengan hujan deras yang mengguyur jakarta ....weks). Akhirnya aku minta kakak ku, yang menunggui, untuk bicara pada petugas jaga supaya mamah bisa pulang dulu dan kembali lagi besok.Namun para perawat yang jaga disana tidak ada yang bisa mengambil keputusan dan membuat mamah tetap harus menginap malam itu.
Hanya karena Ibu dan kakak ku hanya orang awam yang bisa mudah dimanipulasi, jadi dari awal ya ikut aja apa yang pihak rs bilang. Akhirnya, setelah kakak ku merengek2 minta pulang, sang dokter datang juga malam ini, dengan mengatakan kalau besok mamah disuruh menebus obat setelah itu pulang, dan kembali lagi senin depan untuk mengetahui reaksi obat tersebut...??%^*&^*(&&$$%
Yang gak habis pikir :
1. Kenapa pihak rs mengharuskan untuk rawat inap? bahkan dokter pun sama sekali belum periksa??
2. kalau hanya sekedar tes darah dan jantung, apakah memang tidak bisa hanya berobat jalan, toh dokternya juga belum ada dan tidak harus langsung masuk ruang kamar ( yang berarti harus rawat inap )?

Aku tak mau membuat kesimpulan, biar anda yang bisa menilai kenapa itu bisa terjadi.

Semoga ini menjadi pelajaran untuk kami dan mungkin orang lain. Dan semoga mamah kembali sehat, karena itulah hal yang terpenting. Amin.

Selengkapnya...

Jumat, 27 November 2009

~Perpisahan~


Secercah cahaya masuk menerobos melalui celah2 fentilasi kamarku yang terasa sangat hangat di musim semi ini. Aku menggeliat meluruskan otot2 yang terasa kaku lalu menghirup udara ruangan sebanyak-banyaknya, kuraih jam weker diatas meja kecil disisi kiri tempat tidur. Dari ujung mata yang masih mengantuk, terlihat jelas jarum pendek nya mengarah ke angka 8. Sedetik kemudian, aku lompat dari tempat tidur. Oh tidak, aku kesiangan!! Aku pulang terlalu larut tadi malam, padahal pagi ini harus mengejar pesawat pukul 11am.

“Glory, wake up!” jerit ku didepan kamar Glory plus sedikit gedoran2 dipintu. Tak ada suara dari dalam.
“c’mon Glory, kamu harus bangun dan mengantarku ke bandara!” berulangkali aku harus berteriak sampai akhirnya wajah pucat seorang cewek pirang menyembul dari balik pintu.
“ Good morning, Liz!”sapanya. “ hey, bukannya kau harus kebandara pagi ini?” pertanyaan konyol itu keluar bersamaan dengan hawa kurang enak saat dia menguap.
“definitely right, dan aku kesiangan!” jawabanku terdengar panic dan kesal. “ itu sebabnya dari tadi aku berteriak2 membangunkanmu.”
Glory melirik jam dinding dan saat itulah genderang besar meniup telinganya dan langsung membawanya kembali kebumi.
“Oh..My..God!! kita harus bergegas Liz” kini nada suaranya sudah sama dengan nada suaraku.Panik.
Masih ada waktu 1,5 jam sebelum check in ditutup, Glory akan ngebut, jadi kedengarannya tidak akan ada masalah. Well, I hope.
“ kau sudah periksa semuanya, Liz?”
Aku mengecek dengan cepat . “ sudah semua sepertinya. Kau akan mengirimkannya kan kalau ada yang tertinggal?”
“ yeah , masalah mudah”



Untuk terakhir kalinya aku menatap apartemen didepan ku. Tempat yang menyimpan begitu banyak kenangan. Aku ingat ketika pertama kali datang ketempat ini 5 tahun yang lalu, benar2 merasa asing, cemas bila tidak ada yang akan menerima kehadiranku. But i am so happy having such a lovely friend like Glory.
“ you will miss this place, huh?”
“ Pasti. Dan aku pasti akan sangat kehilangan mu dan semuanya.” Seperti aku, mata cewek didepan ku ini juga mulai terlihat berair.
“ Thank you.” Kataku.
“ For what?”
“ Sudah menjadi seorang sahabat yang sangat baik, sudah mendukungku, mengajariku banyak hal, dan masih banyak hal lain nya lagi.”
“Oh cmon, Liz. That’s what a friend for.” Ujarnya. “ its been a good time living with such a ‘good’ asian girl like you “ ujarnya sambil mengerling. Aku tahu apa yang dia maksud, selama ini dia selalu menganggap ku sebagai cewek yang terlalu baik…( please,,,,that’s her opinion )
Dan kami pun berpelukan.
“ kau akan kembali kesini, kan?”
“ I hope so.”
Mungkin bagiku menangis adalah hal yang wajar ( well…..tak bisa dihitung beratus kali aku sering menangis ketika disini), tapi buat cewek kuat seperti Glory itu akan terlihat memalukan, jadi sebelum dia mulai terhanyut dengan acara melo-meloan, cewek itu langsung masuk kedalam mobil. Aku mengikutinya. Dia ngebut. Kami tiba 45 menit sebelum pesawat take off, untungnya check in counter Singapore Airlines itu masih dibuka. Tak ada waktu lagi buat melo-meloan versi kedua.
“ take care!” teriak Glory sambil melambaikan tangan ketika aku mulai masuk keruang check in .
“ you too, take care!” sahutku berteriak, kemudian meninggalkan sosok Glory diluar ruangan sana. Langkahku terasa sangat berat, namun jalan didepan harus aku hadapi. Pesawat SQ 911 akan membawaku kembali kekampung halaman yang telah lama kutinggalkan, tepat ketika diterminal kedatangan bandara LAX yang luas itu, seorang cowok baru saja turun dari pesawat yang juga membawanya kembali kekotanya. Tempat dimana dia juga telah meninggalkan keluarga, sahabat-sahabat dan seorang yang sangat dicintainya.

One year later..

Aku membolak-balik traveling book yang disediakan United Airlines beberapa kali. Foto-foto tempat wisata yang ada didalamnya seakan membawaku kembali kenegara indah yang pernah kutinggali 1tahun yang lalu. Banyak tempat didalam buku itu yang sudah kukunjungi. Hahh…..rasanya penerbangan ini begitu lama, sungguh tak sabar ingin segera menapakkan kakiku kenegara paman sam ini.
“ kamu keliatan gelisah, Liz? “ tanya laki2 disebelahku. Oh tidak,, pasti dari tadi dia memperhatikanku dengan buku2 ini.
“ tidak apa-apa pak” jawabku tersipu.
Dia adalah Pak Ian, my Bos. Setahun ini aku sudah bekerja disebuah hotel berbintang 5 dipusat kota Jakarta sebagai food & beverage Manager. Semua berjalan sangat mudah dan cepat. Baru 2 bulan yang lalu aku diberi kepercayaan memegang posisi manajer. Pada 8 bulan pertama, aku hanya seorang karyawan yang ditugasi mengawasi restoran didalam hotel ini, pengalaman ku selama di amerika setidaknya sangat berpengaruh, dan itulah yang mereka lihat. Sampai suatu saat aku diberi tugas untuk memegang satu event direstoran itu dan semuanya berjalan lancar. Sang pemilik hotel merasa puas dan disaat itulah bintang keberuntungan terbang kearahku.
Hampir seluruh mimpiku telah kuraih, hidup mapan, pekerjaan dengan posisi baik, tempat2 indah yang pernah kupikir hanya hayalan ternyata telah bisa kudatangi. Dan semua itu membuat ku terus bersyukur. Meskipun seluruh waktuku saat ini tersita oleh pekerjaan, kupikir bukan saatnya untuk berkeluh kesah.
Dan saat ini, aku sedang dalam perjalanan menuju LA untuk menghadiri seminar selama 2 minggu disalah satu hotel mewah disana.
Udara dingin winter segera menyapu wajahku ketika keluar dari airport. Seorang pemuda berkulit hitam yang merupakan utusan dari hotel tempat kami menginap sekaligus tempat akan diselengggarakan ny seminar , berdiri membawa papan nama bertuliskan nama hotel kami dijakarta. Dengan ramah dia menyambut kami berdua dan menggiring kami kedalam mobil hitam yang telah menanti. Jalan-jalan yang tertutup salju memberi kenangan tersendiri bagiku.
Kami tiba didepan hotel mewah itu. Sekali lagi ingatan ku melayang mundur kembali. Masih jelas dibenakku bagaimana malam itu aku berlari memasuki hotel ini untuk menemui Mike, menjelaskan semua yang ada didalam kepalaku dan didalam hatiku.

~~~
Jadwal hari pertama dihotel adalah free program, meskipun dari pihak tuan rumah membuat beberapa acara penyambutan. Tapi aku tak akan membuang kesempatan ini untuk sekedar melihat sambutan2 yang pastinya tidak begitu menarik, tentu saja bila dibandingkan dengan keluar dari hotel dan menemui teman lama ku, Glory.
Aku sedang merapikan barang2 bawaan kedalam lemari ketika seseorang mengetuk pintu. Aku salah ketika kupikir itu petugas kamar, aku membuka pintu dan Mr Ian sudah berdiri disana. Laki2 itu sudah mengganti pakaiannya tadi siang dengan setelan batik rapi.
“ Saya sekalian lewat dan akan turun kebawah, mungkin kita bisa bareng keacara“ katanya saat tanpa sadar aku memperhatikannya terus. “ kamu sudah siap?” tanyanya. Sesaat aku ragu untuk mengutarakan niatku.
“Hmmmm,,,begini pak, tadinya saya ingin hubungi bapak kalau malam ini, kalau diijinkan, saya tidak menghadiri acara.”
Laki-laki itu menatapku sesaat.
“ Kamu ada acara lain?” tanyanya kemudian.
“ Mmm sebenarnya iya. Saya ingin keluar untuk menemui teman lama saya disini.” Jawabku. Entah itu hanya perasaanku saja, tapi aku sempat melihat sorot kecewa dimatanya. Namun akhirnya dia menjawab.
“Sudah buat janji denganya?”
“ Sebenarnya baru sebentar lagi saya akan menghubunginya.” Tapi aku buru2 melanjutkan kata-kataku. “ Tapi jika bapak keberatan, saya bisa…….”
“ Tentu tidak, kamu boleh keluar malam ini.” Potongnya.
”Terima kasih,pak!”
Dia mengangguk. “ Baiklah, saya akan kebawah” sebelum berlalu dia membalik badannya lagi
“ satu lagi, Liz, jika kita sedang tidak dalam waktu kerja sebaiknya kamu tidak panggil saya ‘bapak’ , kamu bisa panggil nama saya saja.” Kata-kata yang barusan keluar dari mulut atasanku ini sontak membuatku terkejut. Belum aku menjawab dia kembali menambahkan :” itu juga jika kamu tidak keberatan “
“ Oh, bukan begitu pak” ujarku kemudian. “ justru saya merasa tidak sopan jika melakukannya, meskipun itu diluar jam kerja.”
“ Baiklah kalau begitu, saya rubah saja menjadi wajib” katanya kemudian sambil ngeloyor pergi.
‘Aneh’..pikirku. Selama bekerja sama dengan nya, aku melihat dia adalah laki-laki yang sangat serius dan agak dingin, menurutku. Mr ian menjabat grand manager Hotel sudah lebih lama dariku. Dia pintar, tegas dan disiplin. Dari usia, mungkin terbilang masih muda, diusia 30 tahun dia sudah memegang posisi tinggi. Aku bukannya tidak mendengar bisikan2 cewek2 sekerja ku yang sering membicarakan nya. Well, wajahnya tidak bisa dibilang biasa-biasa saja, plus tubuh yang tinggi dan proposional pasti bisa membuat wanita2 akan memandangnya lagi setelah 5menit pertama. Apalagi dia belum menikah.
Tidak ingin berlama-lama memikirkan perubahan sikap bosku itu, aku bergegas bersiap untuk segera menemui Glory.


Selengkapnya...

Kamis, 26 November 2009

Idul Adha 2009 ( 10 Djulhijah 1430H)

Gema takbir telah berkumandang malam ini, meskipun aroma bau badan kambing sudah tercium seminggu belakangan. Another lebaran haji yang akan kulalui bukan diLampung..hiks..hiks...(sedih beneran mode:on..)

Alhamdulillah, semoga aku bisa selalu bersyukur atas semua karunia dari Alloh SWT yang telah aku terima.
Hari ini masih masuk kantor -seperti biasa- tentunya, dan alhamdulillah bisa menunaikan puasa sunah 9Djulhijah. Tak ada perbedaan yang terlihat sehari sebelum hari raya Haji ini, hanya saja jalan sudirman dan thamrin tidak begitu padat, tapiiiiii......begitu memasuki daerah suburban a.k.a kebayoran....(music pliss..jreng..jreng!!) kemacetan telah terbentang didepan mata..TERLALU!!
Oh ya, entah kebetulan atau memang sebelumnya bus patas 44 yang aku tumpangi sore ini memutar kaset ngaji...hahhhh....swejuuk banget dengernya,jarang banget ga pernah bahkan di bus muter kaset itu,, sampai tak lama seorang anak kecil naik dan dengan suara yang lantang mulai berkoar2 dan memaksa supir mematikan kaset pembacaan Al-Quran itu( yang seharusnya ga perlu).

Melihat bocah sekecil itu dengan keberanian besarnya, aku kadang berfikir apakah anak2 itu sudah diberikan pelatihan dulu tentang cara2 'pentas' yang baik dan benar? kadang aku terenyuh melihat mereka ( kecuali tadi ya...1. karena dia memotong suara Ngaji, 2. karena cara nya yang begitu berani jadi agak aneh ajah). Teringat kembali bagaimana seorang icut, teman kuliahku yang kini tinggal di phoenix, mengomentari tentang kehidupan jakarta yang penuh dengan orang2 miskin, pengangguran, dan anak2 jalanan. Bagi dia, yang sudah merasakan perbandingan kehidupan amerika dan indonesia, sah sah saja akan memilih untuk lebih ingin tinggal di US, sedangkan aku, mungkin saat ini aku masih bisa mentolelir keadaan kota jakarta tempat ku mencari nafkah ini tanpa banyak komplain. Ketimpangan sosial yang begitu terlihat jelas..
hahh.....PR yang harus lebih dipikirkan oleh orang2 atas yang di beri kepercayaan oleh rakyat untuk memegang uang negara.
Wait!!!.....did i talk about politic or something?? lets get back to the topic!

Selamat hari raya Idul Adha!
Semoga kita selalu diberi rizki yang berlimpah oleh Alloh SWT...

-Love n Miss You, Mom-


Selengkapnya...

Selasa, 17 November 2009

Tentang Rasa



Pernah ga, menginginkan sesuatu tapi di hati tuh tau kalau 'hal' itu tak mungkin diraih??

hmmmm.....kalau gue,,,,kayana sering deh. Bahkan juga bisa dibilang habit. Tapi, bukannya rasa itu datang tanpa direncanain ? atauu,,,,mungkinkah pikiran kita yang tanpa sadar membentuk rasa itu menjadi bola pengharapan yang jika tak dihentikan lama kelamaan akan membesar?
Maybe yes, maybe no.
But now, i feel that crush, again! dan sumpah..benar2 bukan perasaan yang nyaman ketika harus berada di satu border. Dan sekali lagi aku harus menetralkan perasaan itu dengan cepat,,seperti yang sudah2.


Selengkapnya...

Sabtu, 14 November 2009

Setan Kopi..

Salah perhitungan neh!!
Entah setan apa yang merasuki ku tadi pagi hingga dengan mudahnya aku membuka lemari didapur, mengambil sebuah gelas belimbing, mengisinya dengan sejumput kopi bubuk, menambahkan 2sendok gula dan menyeduh kan air panas daridsipenser. Aroma kopi yang memabukkan langsung tercium.Kuhirup dalam-dalam wanginya seblum akhirnya sensasi kopi pahit manis itu mengalir dilidahku....hmmmmm

Tak lama kemudian aku tersadar dan seperti baru saja melakukan kesalahan besar aku mulai mengutuk ketololan ku itu, Bagaimana bisa aku merusak saat-saat yang PAS buat tidur, setelah seminggu ini hanya bisa memejamkan mata kurang dari 5jam ( yang tidur di bus gak dihitung ya ) kuhancurkan dengan segelas kopi!!

Sekarang aku hanya bisa bergulingan ditempat tidur tanpa bisa menutup mataku sedikitpun,,melek ajah gitu!!





Selengkapnya...

Jumat, 13 November 2009

Hujan = Macet = Jakarta

'eh ujan gerimis aje,,anak kodok dikawanin'...( gitu bukan sih liriknye??).

Sebenernya mau itu gerimis kek, ujan gede kek, yang namanya Jakarta pasti akan dibuat macet. Gak tau si kenapa bisa begitu, yang jelas inih bukan cuma teori. Dan kalo sudah pake jalan kaki 1km lebih ditengah rintik ujan dan kemacetan, aku sih sudah gak mau bilang itu cuma teori.
Tapi untungnya hari ini ga ujan, jadi....aman!

Rasanya baru 1jam aku tidur semalem, gara-gara banjir yang merendam ibukota - merendam sebagian titik2 dijakarta dan sub urban (apa seh??!!) tepatnya. Namun dengan semua kelelahan, gerutuan dan kecemasan yang kurasakan ditengah2 arus deras banjir yang melanda komplek unilever,cipulir kemaren malam , bersyukur adalah satu2 nya hal yang harus kulakukan. So, let me do it, i wanna say :
1. Alhamdulillah , puji syukur ku pada Alloh SWT yang telah melindungiku ( salah duanya adalah bisa kabur dari bus patas yang terbakar tiba2 dan keluar dengan selamat dari kurungan banjir diatas angkot...wieee seyeem )
2. Supir angkot yang walaupun selalu dikomplain ibu2 didalam angkot tetap sabar mencari jalan untuk keluar dari banjir dan kemacetan
3. My Mp5 yang selalu berusaha membuatku terbebas dari bete.
4. Sendal risti....apa jadinya kalau aku harus jalan dari seskoal ke cipulir ditengah jalanan becwek gak ada ojwek dengan sepatu donatelo yang baru dibeli..
5. Tumpangan, mas Bud, yg mengurangi rekor terlama perjalanan dari kantor kerumah ( 5jam aja gituh!!)

Nov 14, 2009
Dan hari ini, dengan mata lebar yang dipaksain terpaksa harus ngantor juga. Gak banyak yang musti dikerjain dikantor , jam 1 siang langsung melesat pulang. 2orang pengamen sempet membuat ku rada bete, penampilan keduanya awut-awutan, apalagi pemuda yang membawa gitar, dari matanya kelihatan seperti sedang'on'. Namun saat gitar mulai dipetik dan agusto - panggilan pemuda satu lagi yang ga bawa gitar begitu dipanggil - mulai melantunkan nuansa bening, headset mp5 langsung kucopot. Hmmmm,,,suarany lumayan enak didenger bahkan sampai 5 lagu yang ditutup dengan kasih putih-nya Glenn, aku begitu menikmatinya.
Ada beberapa alasan bagiku untuk sekedar 'memberi' pada para pengamen jalan yang kutemui. Mungkin bukan hanya sekedar faktor kasihan, tapi kadang aku menapikkan prasangka untuk kemana mereka menggunakan uang itu, namun lebih kepada karena aku menyukai 'entertain' yang mereka suguhkan, seperti 2 pengamen tadi siang.

Malam ini sampai besok rasanya mau bales dendam dengan kasur, pingin tidur yang nyenyaaaakkk dan lama!!

So, gud nite! Selengkapnya...

Senin, 09 November 2009

Bandung Tur D'angcots




Nov 07,2009
Kurasa semangat ku siang ini tak kalah tinggi dengan semangat sang mentari untuk membagi sinarnya yang terik. Meski harus meringis ketika baru saja melangkahkan kaki keluar rumah, aku tak gentar sedikitpun. Sabtu yang cerah, hari yang tepat buat nge'date! wait..did i say date??...secara saat ini jomblo jadi buang jauh2 pikiran tentang hal2 romantis itu ( yah walaupun agak2 ngarep si alasannya harus keluar panas2 gini ). Well eniwei.....rencana perjalanan kali ini pun tak kalah menarik, kurasa, Going to Bandung! rasa kangen akan kota ini membuat ku setuju untuk ikutan anak2 kantor - the ladies actually- jalan ke kota kembang. Apalagi kali ini kami akan menggunakan kereta api menuju kesana, satu pengalaman yang belum pernah kurasakan, dan pada akhirnya mampu mengalihkan duniaku, maksudnyaaa...pastilah kekhawatiranku bakal miskin sampai akhir bulan..weks!!

Akhirnya tiba juga di stasiun kereta api terbesar dijakarta ini, tiang2 tinggi dengan cat hijaunya menyambut cewek cantik ini dengan suka cita , ternyata 4 wanita yang akan ber'backpack' ria sudah tiba duluan, dan ternyata bukan hanya 4, ada 1 backpack
er muda berponi yg akan ikut..hehehe

Tiket kelas eksekutif kereta api Parahyangan yang akan membawa kami ke Bandung ternyata sudah menunggu, aku, fiona, viny, risti, yani dan sasa langsung masuk. Aku tak ingat kursi kami ada digerbong berapa, tapi sepertinya berada di gerbong yang agak depan. Tempat duduk dengan warna merah maroon terjajar dengan konfigurasi 2-2 dilengakpi satu bantal kecil disetiap kursinya. Sementara 4 cewek lainnya berada didalam satu deretan, aku lebih memilih satu kursi dibelakang barisan mereka tepat disamping jendela, pasti akan menyenangkan melihat pemandangan diluar. Selama ini aku selalu melihat lintasan kereta api yang melingkar timbul tenggelam dari balik bukit2, dan kini aku ingin merasakan sensasi berada dilintasannya. Komplain pertama terlontar tentang ac yang tak cukup dingin.


16:40 kereta tiba di stasiun kebun kawung, bandung.
Turun kereta, peserta tur mulai agak kebingungan dengan pintu keluarnya, akibatnya, yang harusnya keluar lewat pintu utara, kami malah keluar dari pintu selatan. Tapi dengan semangat tinggi ( karena baru menit2 pertama tur dimulai ) kami mengikuti arahan dari sang guide. Tujuan pertama adalah hunting satu tempat bernama 'De'Durens'. Risti membawa kami keterminal angkot disebelah stasiun. Perlu 2x naik angkot untuk sampai di resto yang terletak di Lengkong Besar itu. Tempat yang sempat kami liat dari satu website itu terletak dipinggir jalan raya, tidak terlalu besar, hanya merupakan satu ruko. Tidak terlalu ramai saat itu, hanya ada 2 kursi terisi. Mungkin karena ketika kami tiba hampir mendekati waktu maghrib.


Seorang wanita berkaus ungu membawakan menu untuk kami liat. Ternyata tidak semua menu terbuat dari durian, kebanyakan memang hanya untuk minumannya saja. Nama-nama minuman dibuat unik untuk menarik perhatian. Ada minuman berjudul : SBY, OBAMA, OSAMA,MEGA, dll. Kami mulai memesan minuman dengan rasa berbeda tiap orangnya, berharap bisa saling icip2.

Kenyang "hanya" menikmati es durian, the Gogle V kembali melanjutkan perjalanan, kali ini tujuan selanjutnya adalah menuju tempat kami akan menginap, yang sebelumnya sudah dipesan fiona waktu dikereta. Menurut informasi yang kami rangkum dari sang empunya D'Durens, untuk bisa mencapai guest house yang terletak disekitar jalan riau itu butuh 2x menggunakan angkot. Ada sedikit niat untuk 'break the rule' tema dari perjalanan ini dengan menggunakan taxi, namun niat itu kami tahan. Akhirnya kami kembali menggunakan angkot, yaitu :

1. angkot yang menuju buah batu ( agak maksa sih, karena ternyata jaraknya hanya sekitar 100m untuk berganti ke angkot ke-2, cuma gara2 supir nya 'ngetem' jadi lama )

2. angkot arah dago ( nah ,,yang ini juga rada ga bener, ternyata jalur nya tidak tepat melewati sepanjang jalan riau, hanya melintas tepatnya dipersimpangan Riau junction. padahal menurut fiona, guest house itu berada dibelakang Heritage. Akhirnya ditengah kemacetan lampu merah, kami ber-6 turun, melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki ( cukup buat pegel juga sih, karena ternyata tempat nya ga bener2 tepat dibelakang heritage, tapi rada muter2 dikit lagi.

Tak ada plang atau tulisan apapun didepan rumah yang teletak dijalan wira angun-angun no.46 ,lebih tampak seperti rumah biasa. Dengan mata berbinar dan tetesan keringat yang jatuh bercucuran, kami mulai mengetuk. Seorang perempuan setengah baya menyambut kami dengan senyum. Kemudian kami dibawa lantai dua rumah itu. Benar2 seperti rumah biasa, hanya saja ketika sampai dilantai 2 tenyata berjajar 4 buar kamar, dan masih ada juga beberpa dilantai 3. Kami mengambil 2 kamar. Tak tersedia ac dan tv ditiap kamar, karena memang udaranya sudah dingin. Ruangan nya cukup luas, dilengkapi tempat tidur, satu lemari pakaian, satu meja rias dengan kamar mandi yang cukup bersih. Haaaahhhh...akhirnya kami bisa melepas lelah untuk sesaat, karena rencananya nanti malam masih ada acara keluar lagih.

Sekitar pukul 7, saatnya keluar untuk hunting makan malam. Semua bersemangat, terutama Risti, yang sedari tadi terus mengeluh laper. Karena kurangnya susunan acara, maka makan malam pun aga kebingungan mau kemana. Untuk mengisi perut, beberapa dari kami mengisi nya dengan cemilan otak-otak bakar, kemudian masuk sebentar kedalam fo heritage.

Setelah sedikit perdebatan, diputuskan untuk mencari makan di sekitar dago. Dengan sisa tenaga yang sudah terkuras dari siang, kami mencoba untuk menyetop taxi, tapi tak mudah untuk menerima 6 wanita cantik masuk sekaligus dalam 1 taxi ( walaupun kami sudah mengerahkan senyum terpanis yang tersisa ). Memang sepertinya kami harus berkomitmen pada tema tur ini, lagi2 angkot menjadi penyelamat.

Seperti sabtu-sabtu malam biasanya, jalan dago akan tampak ramai, penuh dengan kegiatan-kegiatan para mahasiswa yang disadari atau tidak membuat mecat jalanan.

Kami memutuskan untuk makan di sebuah kafe bernama 'soto pelangi' yang menyediakan menu nasi tutuk oncom dll. Terletak dipersimpangan jalan juanda bernama 'soto pelangi'. Terlihat jelas kelelahan di wajah teman2 ku, walaupun aku tidak begitu lelah - well mungkin karena sudah biasa jalan- gak tega juga melihat tampang2 lelah dan kelaparan itu. Untungnya menu di cafe ini tidak buruk!! Mudah saja sebenarnya menilai makanan itu enak atau tidak. Tatap saja wajah vinny, kalau tidak ada kerutan didahi nya dan tak ada komentar doi, berarti enak...

Tak lama, Nopi, sepupu ku yang kuliah di Bandung datang dan bergabung. Dari sana, nightsightseeing tur pun dilanjutkan. Berjalan sepanjang jalan dago, sudah pukul 9 banyak FO yang sudah mulai tutup. Namun Vinny bersemangat mengejar satu fo 'the uptown '. Malam itu kurang beruntung, karena ketika tiba disana, fo tsb sudah tutup. Hanya aku yang bisa mengejar masuk ke 'donatelo'.


Minggu, Nov 15, 2009
Hadoh...dah kepending berapa hari ni cerita, mungkin bau-baunya aja dah hilang. Begitu juga dikantor, cewek2 yang biasa ngomongin si sasa-anggota paling muda team turing kmaren- sekarang dah gak kedengeran gemanya. Hahaha...tapi jadi inget lagi dengan bocah satu ini. Bagimana tidak, bocah berusia hmmm...kayana 3 tahun deh...dengan wajah jutek, mata sipit, rambut ala dora the adventure, bawel nyaaa setengah mati! Kalo sasa sudah ngambek minta ini itu terus nangis karna gak diturutin kita cuma bisa ngurut dada masing ( yaiyalah masa ngurut dada orang....ups!).
---Hari ke-2 Tur D'angcots--
Pagi-pagi aku dah bangun, punya waktu 2d/1n di bandung rasanya sayang kalau hanya dihabiskan ditempat tidur, dan kayana semua anggota gugle V setujuh termasuk sasa yang sepertinya paling duluan bangun. Udara sejuk pagi hari dibandung rasanya beda banget...suegeeerrrr!!! 7.30 semua sudah siap untuk hunting sarapan pagi. Berhubung risti sepertinya lagi ngidam mau makan kupat tahu, tim yang lain jadi penasaran mau ngidam juga..loh..mau coba kupat tahu juga. Dan tidak jauh dari 'ges hos' ternyata ada sebuah pasar yang tak terlalu ramai dan disanalah kami memulai pencarian.
Namanya Pasar Gempol, dan memang benar tepat diujung pasar ada sebuah warung yang menjual kupat tahu. Tempatnya sih biasa ajah, tapi lihat orang2 yang makan disana..kebanyakan ber'mobil'. Penasaran juga pingin tahu rasanya kupat tahu gempol yang sepertinya disponsori oleh kecap cap bango ini. Seporsi kupat tahu berisi - tentu saja -kupat yang lembut, tahu yang juga bertekstur lembut, tauge, ditaburi saus kacang yang kental dan sepertinya diolah dengan sempurna hinggga minyak2 dari kacangnya keluar dengan cantik, tak lupa taburan kerupuk dan bawang menambah kesempurnaan.
Dari pasar gempol kami beranjak langsung menuju dago. Ternyata masih ada yang penasaran mau ke 'up town'. Masih pukul 8 lewat, kembali berada di angkot yang akan membawa kami menuju jalan dago yang terkenal dengan fo nya itu. Jalanan agak tersendat ketika melewati sekitaran gazibu yang pagi itu ramai oleh pasar kaget. Anggota tim sudah berkurang, risti harus duluan ke cianjur untuk melawat teman nya yang meninggal, yani terpaksa tinggal di ges hos karena sasa rada rewel dan mengatuk. Jadi tinggal aku, fiona dan vinny. Setelah harus nunggu dulu up town dibuka, kami bertiga akhirnya masuk dengan semangat mau ngabisin uang ditempat ini ( vinny dan fiona saja tentunya). Dari dago kami menuju cihampelas demi mencari titipan kaos pacar fiona. Entah karena mungkin mereka jarang jalan atau apa, dicihampelas ke-2 cewek itu sudah mulai lelah ( beda dengan cewek kampung yang sering jalan seperti aku ).
Balik lagi ke jalan riau setelah itu, masuk ke beebrapa fo dulu sebelum akhirnya pencarian selanjutnya adalah satu toko roti bernama 'bawean' . Yani dan sasa sudah bergabung. Setelah jalan kaki yang lumayan menguras tenaga, toko roti dengan dominasi warna kuning itupun kami temukan. Didalam sasa kembali ngambek gara-gara melihat kue ulang tahun di display...hehheheh.
Makan siang disatu tempat makan didepan toko bawean. SEmua menikmati hidangan tanpa suara, entah karena memang sudah lapar atau karena lelah -bahkan untuk bicara. Keluar dari kometmen awal untuk menggunakan angkot, akhirnya kami menyetop sebuah taxi. Semua masuk untuk kembali ke ges hos, ambil barang dan langsung menuju stasiun dengan
Tak ada kendala menuju stasiun, masih agak lama juga dengan waktu keberangkatan kereta Argo Gede pukul 14.30. Akhirnya perjalanan di bandung pun selesai semua terlihat kelelahan.
Kalau mereka ditanya mau tur dengan gaya backpacker ini lagi ga? the answer will be NO! tapi kalau aku yang ditanya, the answer will be " siapa takut!!"
































Selengkapnya...