Rabu, 30 Juli 2008

My Friends ~ episode : "Movie Queen"

She is my very best friend. Mostly sih, temen yang paling sering denger curhat2ku, keluhanku, dan segala macam tangisan yang sering keluar. Sosok cewek yang sangat tegar , berani dan smart.
Hanny Octavia. Sebut saja satu judul film, dan cewek berkacamata ini akan menjelaskan dengan details, jelas, dan sangat cepat jalan cerita plus kharakter2 para pemain didalamnya. That’s why we call her ‘ The Movie Queen’. Kalau lagi ga ada kerjaan datang aja ke rumahnya dan liat koleksi2 Dvd nya. Cewek yang suka film-film romantis, film jepang, film korea de el el. Tak jarang dia me-refleksi-kan salah satu film dengan kehidupan nyata. This’s for example (from one of her email):

“Marah ya bu? Is it my word last night? Im so sorry.. I know people is
different, the way they broken & fixing broken heart is different. But, Do
what ever it takes so you able to say 'IM OVER YOU '...life is move-on,
people must move-on to :)

The World do not wait, so you can not stop you're step. Example Oh Dal ja
movie, she taught women, isn't she? Just swallow all...

Love,
Hanny

Ps.i know you wouldn't reply my imel. I completely understand :)”

See??….She know me better than my self…


Aku mengenal dia waktu sama-sama kuliah di LP3I dan ambil jurusan yang sama. Ditahun2 pertama kami tidak begitu akrab (karena hanny beda ‘genk’, dia lebih akrab dengan cewek2 yang gaul sedangkan aku lebih banyak di perpustakaan-tapi yah tetep aja pinternya sih ga beda2 jauh amat ma ni cewek hehehe), di tahun kedua barulah aku mulai akrab, bahkan sampai kami berdua mulai masuk kedunia kerja, hanny salah satu cewek yang tidak pernah loose contact denganku.


Saat ini Hanny bekerja disebuah perusahaan forwarding di Jakarta. Dengan kemampuan bahasa inggris nya yang very-very ‘cas cis cus’ bukan masalah bagi dia menghadapi bos Jerman nya yang galak.
Untuk masalah percintaan, hmmm…ada 3 cowok yang kutahu pernah deket dgn dia. Seorang cowok yang sudah pacaran selama lebih dari 5tahun dan kemudian memutuskan dia begitu saja (Damn!!!), seorang siswa kedokteran, dan satu lagi Reza, cowok yang sekarang menjadi suaminya.

Dikesempatan ini, aku ingin ngucapin : thank you for being my friend, thank you for all those gud advize, thank you for just staying with me even when I ignore u sometimes (maap ya buu…kadang gw memang perlu waktu buat sendiri).
Maap kalau gw sering bangunin loe tengah malem Cuma buat denger tangisan gw (Cuma nangis dan gak bisa ngomong..hehe).

its glad to be your friend!!



Selengkapnya...

Minggu, 27 Juli 2008

INDONESIA-JAPAN FRIENDSHIP FESTIVAL 2008

July 27,2008

Sengatan matahari yang terik siang itu plus keinginan untuk tetap ditempat tidur memanjakan mata yang masih ngantuk, tak mampu meyurutkan niatku untuk tetap berangkat menuju senayan. Lagipula tiket seharga 40 ribu sudah kubeli (padahal festival2 sebelumnya tidak pernah dipungut bayaran alias gretong cuy).

‘GELORA BUNG KARNO,
SENAYAN PLAZA BARAT’
Itulah yang tercantum dikarcis masuk berwarna merah putih itu.GELORA BUNG KARNO ?siapa yang tidak tahu. SENAYAN PLAZA BARAT ? Well..aku dan orang-orang yang tak tahu jalan pasti harus mikir dulu. Tapi itu bukanlah satu hambatan, dengan ke pe-de an tingkat tinggi aku melangkah masuk lewat pintu gerbang utama yang terletak didepan jalan sudirman. Aku tak tahu apakah memang pintu masuk ini dibuka untuk umum melihat tidak semua pintu dibuka, hanya sebuah celah kecil yang bisa dilewati satu orang saja untuk keluar masuk. Tapi ya sudahlah..yang penting aku sudah masuk!!

Sampai didalam aku melewati sekumpulan cowok-cowok yang sedang bertanding futsal, cukup ramai, bahkan ada sebuah panggung kecil tempat pertunjukan musik. Tapi sepertinya acara disana sudah selesai, hanya terlihat beberapa gerombolan cowok-cowok berkaus basah oleh keringat sedang ‘bercengkerama’, sebagian dari mereka sempat memperhatikanku (kalo aku gak ge-er ya..huehehe).



Nah..Berikut ada tips-tips buat cewek yang sedang pergi sendiri di situasi seperti ku sekarang :
1. Berjalanlah dengan pandangan lurus kedepan, agar tak memancing para lelaki untuk melemparkan komentar or suit-suitan.
2. Pura-puralah letakan hp ditelinga ( pake handsfree juga OK) dan mulailah bicara sendiri seolah-olah sedang sangat sibuk.
3. jangan terpancing untuk memelototi cowok keren yang tiba-tiba tertangkap mata anda. Ingat!!anda sendiri dan dia bersama teman-temannya disana, bisa-bisa sinyal yang anda kirim buat si dia salah ke orang lain.
4. Pasanglah walkman dan mulai kencangkan volume sekuat-kuatnya sampai anda tidak bisa mendengar suara lain. Ini sangat ampuh untuk membangun rasa cuek, sehingga anda bisa melangkah dengan nyantai.

Jadi begitulah aku berhasil melewati mereka (kesannya susah amat ya??!!). memikirkan malesnya harus mencari-cari lagi di area olahraga terluas dijakarta ini, akhirnya aku menghampiri seorang tukang ojwek (baca: bergaya Cinta laura) yang mangkal disana. Mungkin karena melihat kipas merah kecil bertuliskan kanji yang kupegang, laki-laki itu langsung bertanya,
“ festival Jepang, neng?”. Aku mengangguk
Setelah berdebat agak a lot, akhirnya deal harga goceng (dengan kondisi aku tak tahu jaraknya jauh atau dekat, yah daripada harus bingung nyari-nyari lagi).
“bang, ntar kalo deket banget potong 2rebu yah?!” ..jahhh…tetep!!

Pukul 5 sore akhirnya aku melihat lokasinya. Banyak spanduk-spanduk jepang disepanjang pintu masuk. Acara sebenernya sudah dimulai pukul 14.30 siang tadi, tapi biasanya baru berupa pembukaan dan kata sambutan (ternyata sudah banyak performingnya juga), tapi aku memang lebih tertarik dengan acara-acara penutupnya, terutama Bon Odori Dance). Dipintu masuk, aku menyerahkan karcis, dan ditukar dengan sebuah kipas bundar bergambar laki-laki jepang dan salahsatu satu tokoh wayang (perwakilan dari masing-masing Negara), plus satu stempel merah dilengan kananku.

Beberapa booth berwarna putih berjejer disebelah kiri kanan mulai dari pintu masuk hingga ke panggung utama. Dari mulai penjual makanan jepang dan local sampai booth-booth dari para sponsor acara ini. Ada 2 panggung disana, satu panggung kecil terletak tepat ditengah-tengah , dan satu lagi yang lebih besar terletak dipaling ujung.

Baru saja aku tiba ditengah lapangan, 2 Mc kondang Melani dan Iwet, mengumumkan kalo akan ada kolaborasi pertunjukan reog ponorogo dan omikoshi carry. Aku berdiri paling depan! Suatu kolaborasi dari dua Negara yang sangat indah. Terus-terang ini kali pertama aku menonton reog langsung. Ada dua buah reog besar, seorang yang berambut gondrong seperti raksasa, 4laki-laki yang dimake-up wajahnya berwarna merah, 2 gadis penari dan 2laki-laki pendek bertopeng mengerikan. Mereka mulai meliuk-liuk, menari mengikuti alunan musik dan nyanyian.

Setengah jam kemudian, tim omikoshi masuk kearena. Ada kurang lebih 20 laki-laki menjunjung sebuah miniature kuil, dan juga ada 2orang gadis kecil dan seorang anak laki-laki yang berdiri diatasnya. Menurut cerita, “Omikoshi” merupakan miniature dari kuil Shinto, penganut Shinto percaya bahwa didalam omikoshi terdapat arwah yang mendiaminya. Dibawah miniature kuil terdapat dua buah tiang besar melintang yang digunakan untuk mengangkatnya. Dengan langkah yang seragam, para laki-laki itu menggerak-gerakkan dengan bahu mereka keatas dan kebawah sambil berteriak-teriak “ Washoi Washoi Washoi!!”

Kemudian bertemulah dua budaya Indonesia dan Jepang ini. suatu kolaborasi yang indah dan sangat menghibur. Setelah pertunjukan selesai, aku mulai berkeliling disekitar booth-booth yang ada. Di satu booth yang menjual mochi tampak kerumunan orang, ternyata disana sedang dipertontonkan cara membuat kue mochi yang unik. Adonan mochi ditumbuk dengan sebuah alu besar terbuat dari kayu oleh beebrapa orang. Para penonton berteriak-teriak memberikan semangat. Very very entertaining!!
Ada bermacam-macam makanan dimasing-masing booth, tapi bagiku yang tak begitu menyukai makanan jepang agak sulit untuk memilih yang bisa kumakan, belum lagi antrian yang panjang dimasing-masing booth. Sampai akhirnya aku menemukan makanan satu itu “mendoan”. Memang agak aneh sih, dating ke festival jepang dan malah makan mendoan, tapi yah….mau diapain lagi, dah laper bo’!!

Pukul 6sore acara dihentikan untuk melakukan sholat maghrib. Dan tiba-tiba untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan, hujan turun dengan deras. Sambil menunggu hujan aku menikmati mendoan panas yang baru kubeli. Sekitar pukul 7 hujan mulai reda. Para pengunjung mulai bergerak menuju panggung besar yang menurut schedule akan ada penampilan Dewi-dewi dan Letto. Meskipun hujan sempat mengguyur, antusias pengunjung tetap tak surut.

Ketika Letto sudah selesai membawakan satu buah lagu, aku beralih kepanggung satu lagi, tempat dimana Bon Odori akan dimulai. Diatas panggung kini sudah ada beberapa bedug untuk acara Taiko. Lampu-lampu lampion menghiasi sekeliling panggung ini.

Ketika sedang memperhatikan persiapan dibawah panggung, seorang cowok berkacamata menghampiriku. Tampangnya sih ga asing. Dan bagaimana aku bisa menolak jika seorang penyiar radio n MC handal sekaliber Iwet Ramadhan memintaku buat foto bareng. Cheeessss!!
“bagus ga?” Tanya nya. Aku memperlihatkan hasilnya di hp ku.
“sekali lagi yuk!!” pintanya. Wah..siapa takut.
Huaaaa….boong banget!! Yang ada, aku yang ngarep minta foto bareng. Misi sebenernya adalah buat manas-manasin temen sekantorku (sambil ngelirik Adis…maap buuuuu.!!).











Meskipun sempat diguyur hujan dan acara mundur beberapa jam, Bon Odori Dancing akhirnya dimulai juga. Inilah acara yang kutunggu-tunggu. Setelah pertunjukan Taiko selesai dan penampilan boneka Doraemon, beberapa wanita dan anak kecil berkimono naik keatas panggung. Mereka lah yang akan memandu tarian Bon Odori. Otomatis semua pengunjung dibawah panggung pun mulai membentuk lingkaran. Dengan diiringi nyanyian dan pukulan Taiko, kami mulai menari. Inilah yang dimaksud kedekatan. Saat dimana kita bisa saling tersenyum, menyapa, berpegangan tangan dengan orang-orang baru, yang sama sekali belum kita kenal. Dua buah lagu dan tarian kami nikmati dengan suka cita.



Diakhir acara , kemeriahan dilengkapi dengan pertunjukan hanabi ( kembang api ) yang juga indah. Seperti juga festival Jepang sebelum-sebelumnya, aku sangat menikmatinya. Semoga aku bisa datang lagi ke festival ini tahun depan!!



Sayonara!!









Selengkapnya...

Jumat, 25 Juli 2008

I love You...Mr. Festival

Memasuki musim liburan, hari-hari sibuk dimulai oleh para biro-biro perjalanan wisata di Jakarta. Mereka berebut menarik orang-orang yang haus liburan dengan bermacam-macam promosi. Bagi Fiora, ini tahun keduanya melihat semua perubahan sikap para ticketing yang akan lebih sensitive. Sekitar 2 tahun yang lalu, setelah keluar masuk kantor untuk wawancara, akhirnya dia bisa diterima disalah satu biro perjalanan yang cukup besar di Jakarta sebagai staff ticketing, baginya ini merupakan batu loncatan untuk mencapai mimpinya menjadi seorang tour leader.
Berulangkali Fiora melirik jam besar bergambar kincir angina yang tegantung didinding ruang kantornya. Pukul 2.15 siang, cewek itu sedikit lega kaerna kurang dari satu jam dia akan keluar dari kesibukan itu. Sepasang laki-laki dan wanita separuh baya masuk dengan tergesa-tergesa.
“selamat siang, bisa dibantu?” sapa Fiora ramah. Sapaanya hanya dibalas oleh si lelaki karena tiba-tiba wanita ponsel disampinya itu berbunyi dan mulai sibuk bicara dengan suara yang lumayan keras. Laki-laki itu berumur sekitar 50 tahunan, menggunakan setelan safari hitam dan wanita bersamanya itupun tak jauh beda, hanya penampilannya jauh lebih mencolok dengan make up yang tebal dan perhiasan hamper diseluruh tubuhnya.
“bisa carikan tiket pesawat Garuda untuk ke Jogja besok?” laki-laki itu lagi yang bicara. Dengan jari-jari kecicnya yang sudah terampil Fiora mulai mencari dikomputernya. Beberapa jadwal penerbangan muncul dilayar.
“penerbangan paginya sudah penuh, tapi masih dibuka untuk penerbangan siang mulai pukul 13.00-14.00……”
jam 14.00, saya rasa.” Potong laki-laki itu sambil melirik wanita disampingnya yang masih terus menelpon, suara wanita itu sangat berat.
“baiklah, untuk berapa orang?” Tanya Fiora
“Cuma saya dan istri saya”jawabnya.
Fiora kemudian memintanya untuk menuliskan nama dan nomor telepon. 15 menit kemudian keduanya sudah menerima tiket, untuk pertama kalinya si wanita tersenyum pada Fiora. Baru saja mereka berdiri, seorang pria Jepang masuk. Tubuhnya tinggi, agak kurus, dan menjinjing sebuah koper coklat besar. Sesaat Fiora teringat janjinya dengan Nelly siang ini, dia punya firasat ini akan lama. Dan ternyata memang pria itu belum lancer bicara bahasa inggris. Sedikit penyesalan muncul dihati Fiora karena waktu kuliah dulu tidak serius memepelajari bahasa jepang. Anadai saja dia dulu mengikuti jejak Nelly yang sering dating ke pusat kebudayaan jepan, mungkin dia tak perlu menghabiskan lebih dari satu jam hanya untuk melayani satu tamu itu saja!!

Pukul 4 akhirnya cewek itu baru bisa keluar dari kantornya, dua jam molor dari seharusnya. Dia meringis ketika sinar matahari yang sangat terang menyilaukan matanya dan langsung mensuuk kulitnya yang putih. Tiba-tiba ponselnya berdering. Nelly..
“hei, loe dimana Fi?” suara Nelly terdengar berteriak.
“gue masih didepan kantor, sorry baru bisa keluar.” Jawab Fiora. “sebentar lagi gue kesana.”
“Fi, taikonya sudah dimulai setengah jam yang lalu, gila seru banget!” seru sahabatnya itu dengan penuh semangat. Sayaup-sayup Fiora bisa mendengar suara tabuhan disana.
“ok gue segera kesana Nell” sahut Fiora lalu menutup telpon ketika bis yang ditunggunya muncul.
15menit kemudian dia sudah tiba didepan salah satu hotel megah berbintang 5 dikawasan Sudirman itu. Dipintu masuk tampak antrian kendaraan yang cukup panjang. Fiora berjalan masuk dengan tergesa, beberapa wanita berpakaian kimono berlalu lalang. Dipintu masuk, seorang pria berpakaian jepang menyambutnya sambil memberikan sebuah kipas bundar bergambar gadis jepang berbaju merah. Cewek itu tersenyum kecil lalu masuk. Sebuah ruang pameran yang cukup besar dipenuhi dengan gambar-gambar yang terbingkai rapi berjejer didinding ruangan. Fiora terpaku didepan salah satu gambar yang melukiskan suasana pedesaan yang sangat indah dari tulisan kecil dibawah, lukisan itu dibuat oleh anak berusia 4tahun bernama siska (lengkap dengan fotonya).
Beberapa menit kemudian dia menghubungi ponsel Nelly.
"hallo Nell, gue sudah sampai, loe dimana?” tanyanya sambil berjalan keluar dari ruangan lukisan itu dan masuk keruangan lain yang lebih ramai.
“kalo loe masih diatas, sebaiknya langsung turun aja, Fi, gue ada diruang tempat pertunjuka taiko, sebelah kanan taman.” Jawab Nelly.
“ya udah, gue kesana.”
Sayup-sayup memang terdengar suara bunyi tabuhan dari bawah. Cewek itu berjalan melewati stand-stand yang menawarkan berbagai macam makanan jepang. Disini memang lebih ramai, dia harus berdesakan untuk keluar menuju tangga turunyang menuju taman. Seorang gadis kecil berkimono berlari cepat sambil membawa semangkuk es dan hamper menubruknya jika dia tak cepat berkelit. Aroma yang menggiurkan membuatnya tersadar kalau dirinya belum makan siang, tapi dia harus menemui sahabatnya itu dulu. Fiora meringis sambil menekan perutnya.
Dia sudah berada ditaman ketika suara-suara riuh itu semakin keras terdengar. Seperti yang sahabatnya bilang, disebelah kanan hotel itu terdapat ruang yang cukup besar menghadap sebuah lapangan basket. Dia menemukannya. Dari luar Fiora bisa melihat puluhan orang memenuhinya, menyaksikan suatu pertunjukkan kesenian ala Jepang bernama taiko, dimana beberapa orang menabuh beduk dengan beberapa ukuran dengan gerakan-gerakanyang teratur sehingga menghasilkan bunyi-bunyi yang indah (setidaknya itulah yang dikatakan sahabatnya). Festival Bon Odori sendiri diadakan setiap musim panas di Jepang, sekitar bulan juli atau agustus.
Cewek itu masuk dan mulai mencari sosok Nelly diantara orang-orang, dan itu pekerjaan yang tidak mudah. Matanya tertuju pada 5 orang yang sedang beraksi diatas panggung. 2orang wanita dan 3orang pria, menggunakan ikat kepala, yagn salah satunya kelihatannya adalah orang Jepang asli berusia sekitar 50-an. Dengan postur tubuh yang cukup kurus laki-laki itu mampu memukul sebuah beduk berukuran besar dengan gerakan-gerakan tubuh yang mengikuti alunan musik. Bagi Fiora sendiri, ini yang pertama kali dia menonton pertunjukan itu karena sebenarnya tidak seperti Nelly, fiora tidak begitu tergila-tergila tentang hal-hal berbau Jepang. Itulah sebabnya, perutnya terasa bergetar setiap kali mereka memukul beduk-beduk itu, dan berarti mengingat kan kembali perutnya tentang makanan.
Setelah beberapa lama mencari dan tak bisa menemukan juga sahabatnya itu, akhirnya dia menyerah, lalu keluar dari sana dan menelpon Nelly.
”Fiora, ada dimana ?” suara Nelly masih dengan semangat.
“diluar tempat pertunjukan taiko, tadi gue sudah masuk tapi loe nggak kelihatan juga” jawab Fiora. “trus, gue keluar deh, kayanya perut gue nggak mau kompromi. Jadi sementara ini, I will get some food first! Tadi gue belum makan siang”.
“tapi loe bakal kehilangan kesempatan melihat Tanaka”
“I know..tapi selama perut gue juga main musik, mana bisa gue nikmatinnya. Lagipula tadi gue sudah liat sedikit didalam.” Sahut Fiora sambil berjalan menyeberangi lapangan basket. Dia menemukan beberapa stand makanan juga disana.
“Nell, apa yang loe maksud Tanaka, pria Jepang tua yang berbadan kurus itu? Memang sih doi cukup lihai dan punya tenaga yang kuat, selera loe aneh Nell!” kata fiora lagi sambil tersenyum.
“sialan!” umpat Nelly diseberang telpon. “ Dia belum muncul Fi, sebentar lagi dan ini kesempatan loe untuk melihat dia, ini setahun sekali loh fi.”
Cewek satu ini memang terobsesi dengan segala sesuatu yang berbau Jepang. Siang itu, Nelly lah yang memaksanya ikut untuk mengenalkan salah satu idolanya, pemukul taiko yang katanya akan tampil. Dia sangat berharap suatu kali akan menikah dengan lelaki jepang pula dinegara itu. What a girl!!
Nelly masih terus bicara tentang Tanaka dan Fiora hanya mendengarkan sambil membeli 4buah kupon makanan. Kemudian dia mulai mencari makanan yang kira-kira bisa diterima lidah indonesianya (selama ini Fiora memang tidak terlalu menyukai makanan Jepang), sampai akhirnya dia berhenti didepan stand yang menawarkan mie. Dia berfikir sejenak sebelum akhirnya menyerahkan kupon ditangannya, sementara Nelly masih bicara.
“Fi, sebaiknya loe tahan dulu perut loe itu”
tapi tak ada kompromi lagi kalo sudah menyangkut perut. “oke kalau begitu tolong bilang sama si Tanaka itu untuk menunggu gue habiskan makan siang gue yang seadanya ini.” jawab Fiora lalu menutup telpon dengan cepat.
Dipinggir taman, tampak beberapa pasang muda-mudi duduk diatas rumput dibawah pohon rindang yang memang banyak tumbuh disana. Fiora mengambil tempat disebelah bangku taman agak jauh dari mereka. Ditengah taman itu terdapat sebauh panggung kecil yang menurut Nelly tempat puncak festival Bon Odori akan berlangsung malam nanti. Lampu-lampu lampion pun sudah menghias ditepi panggung dan diatas beberapa pohon besar. Fiora sempat menahan geli melihat dua orang gadis kecil berpakaian kimono yang berjalan dengan susah payah diatas sandal kau, wajah mereka tampak lucu dengan bibir kecilnya yang merah.
Cewek itu kemudian mulai melahap makan siang ‘seadanya’ itu dengan cepat, dan ternyata, mie itu terasa sangatt lezat. Dia terus menikmatinya, tanpa menyadari sejak tadi ada seseorang yang sedang memperhatikan tanpa berkedip. Dia baru menyadarinya ketika meneguk soft drink ( setelah mie terakhirnya tentu saja). Cewek itu nyengir pada bocah kecil yang mungkin sedang mempelajari bagaimana cara makan orang dewasa.
Wajah mungil dan mata bulat yang lucu dengan mulut kecilnya yang tiba-tiba bergerak itu menyita semua perhatian iora. Tanpa sadar, kekonyolannya muncul, diapun memainkan bibirnya menggoda bocah kecil berbaju merah itu. Usahanya cukup berhasil, dari mulutnya yang mungil terdengar suara tawa renyah. Tidak berhenti sampai situ, Fiora mulai menggerak-gerakkan bola matanya yang coklat, dan tawa sikecil pun semakin kuat. Apa yang sedang mereka lakukan itu menarik perhatian laki-laki yang saat itu sedang menggendong si kecil. Dan dia menemukan Fiora.
“hey sedang main dengan siapa?” tanyanya pada si bocah. Yang ditanya hanya menggerakkan jemarinya menirukan gerakan yang sedang dilakukan Fiora. Laki-laki itu kemudian hanya tersenyum memperhatikan keduannya bergantian.
“namanya siapa tadi?” Tanya fiora tanpa melepaskan pandangannya pada si bocah.
“Chiro”

...to be continued

Selengkapnya...

Curug Cigamea (Part II)





Pukul 3 lebih, kami bersiap untuk meninggalkan kawasan wisat curug itu. Rencana nya sih mau wisata kuliner keliling kota Bogor. jalur pulang sama dengan jalur berangkat. Memasuki kota Bogor, ternyata tidak sesuai dengan rencana semula. Thimo yang kupikir bisa menjadi guide yang baik dan benar (secara rumahnya di Bogor), ternyata bingung juga. Akhirnya,,boro-boro wisata kuliner, Donatello pun lewat!! (salah dua tujuan ku ikut ke bOgor juga karena ingin mencari sepatu incaranku di toko itu).

Dijalur pulangpun, terjadi ketidaknyamanan itu. Dengan perut yang mulai merongrong, ada indikasi kalau perjalanan ini akan lama. Ada satu jalur yang biasa diambil untuk menuju Jakarta, namun entah mengapa kami mengambil jalan yang berbeda, kalo ga salah lewat parung (karena aku sama sekali tak tahu jalan, jadi yaaa nurut ajah!). dan yup…jalan ini benar-benar rusak.

Mulai dari Cibatok hingga Bogor, motor-motor kami berjalan santai ditambah dengan kondisi jalan rusak seperti ini pasti tak mungkin buat kebut (boro-boro mau nge-trek). Sedikit kekesalan muncul, dan aku sudah mulai tak peduli mau lewat mana. Sampai akhirnya – didaerah mana gitu, lupa- kami berhenti disebuah tenda pecel ayam. Sepiring nasi + ayamg goreng + lalapan+ the hangat kami habisi dengan sangat cepat. Lumayan..selain mengenyangkan perut juga mengurangi emosiku yang tadinya tinggi. Sambil makan kami mendiskusikan untuk pergi ke Masjid Kubah Mas.



Berangkatlah kami berlima. Pukul tujuh kami mulai memasuki Depok. Dan disanalah kami menemukan kemacetan itu. Masjid yang kini merupakan masjid terbesar setelah Istiqlal itu terletak disebuah sudut jalan yang tidak terlalu lebar dan belum bagus. Satu hal yang tak terpikirkan adalah kesalahan dating pada weekend seperti saat ini. jalanan kecil itu dipenuhi dengan bus-bus besar, mobil-mobil pribadi, dan puluhan motor. Benar-benar crowded!! Mereka yang tidak sabar keluar dari kendaraannya dan mulai berjalan kaki menuju lokasi Masjid.

Kami parkir didepan sebuah minimarket berjarak 100meter dari lokasi. Aku sempat panik dan ingin balik saja. Tapi tanggung sudah sampai ditempat apalagi jarang-jarang bisa kesini. Aku, Ryan, Thimo dan Adi berjalan kaki menuju Masjid, sedangkan Aloy stay untuk jagain motor.


Berjalan menuju lokasipun butuh perjuangan. Harus berdesak-desakan dengan pengunjung lain – bahkan dari mereka ada yang dari Sumatra, belum lagi bau asap knalpot kendaraan. Memasuki gerbang, mulai terlihat kilauan dari 5kubah yang berlapiskan emas (satu kubah paling besar bentuknya menyerupai kubah Taj Mahal dan 4buah kubah aga kecil). Seperti cerita-cerita yang kudengar, area masjid ini memang sangat luas (katanya sih mencapai 50 hektar). Jika datang dengan situasi dan kondisi berbeda mungkin aku bisa lebih menemukan keindahan dan kesakralan masjid ini. namun puluhan bus yang ada dengan ratusan orang yang bertebaran membuat aku tidak bisa menikmatinya. Bahkan beberapa orang terlihat tidur-tiduran disekitar taman yang jelas2 ada larangan untuk menginjaknya (sesekali aku melihat petugas taman mengusir mereka).

Karena ramai sekali, niatku dan Ryan untuk sholat didalam batal. Kami berkeliling sebentar dan mengambil beberapa foto, lalu kembali lagi ketempat parker motor.

Motor- motor kami mulai bergerak kembali. Kali inipun jalanan yang kami ambil sangat rusak (kalo ga salah lagi ni..lewat Gandul). Hujan gerimis mulai turun. Perjalanan yang butuh kesabaran dan konsentrasi tinggi.

Memasuki daerah Fatmawati, Aloy memisahkan diri. 3 motor lainnya termasuk aku ambil jalan lurus menuju Blok M – sudirman. Hujan pun sudah mereda. Adi berbelok di Tohsari. Ryan dan thimo mengantar ku dulu kekosan.

Alhamdulillah perjalanan ini selesai dan kami pulang dengan selamat. Terima kasih buat Ryan, Aloy, Thimo dan adi . Banyak yang bisa diambil dari sebuah perjalanan.





Selengkapnya...

Kamis, 24 Juli 2008

Hari Ke 27


Matahari masih tetap terbit
Mereka telah menemukan tawa itu lagi
Dan Aku hanya perlu melangkah maju

Karena aku tegar…..Cukup tegar…

I’m just fine..
Ini Cuma sisa tangisan disetiap malamku

I’m just fine..
Ini Cuma kenangan yang belum bisa lepas

I’m just fine ..
Ini Cuma rasa rindu yang menutup seluruh aliran darahku

I’m just fine..
Ini Cuma satu kehampaan diruang kosong yang dia tinggalkan

Sedikit sakit…Oo bukan
Sangat sakit…

Hingga tak bisa kujelaskan dengan kata-kata apapun
Hingga tak ada yang bisa melihat butiran halus yang dulu bernama hati

And I am not fine….




When we two parted
In silence and tears
Half broken hearted
To sever for years…
Selengkapnya...

My Words........



~ Dunia Indah Yang Pernah Kumiliki ~

Untuk memperoleh suatu hati
Aku harus mendustai perasaan lain yang lama melekat
Sebuah pengakuan yang harus kuucapkan
Meski untuk itu aku harus kehilangan dunia indah yang pernah kumiliki…
~~
Selama ini begitu kokoh dinding kaca yang membatasiku
Membuatku terasing ditengah wajah-wajah yang kukenal
Lama aku tenggelam dalam bening dan kesejukannya
Mengacuhkan bisikan hati untuk kembali
Ketakutan akan kegagalan menahan langkahku…
~~
Aku terus berjalan diantara dua dunia yang berputar
Tapi, ada saat dimana kesepian mengacaukan segalanya
Satu putaran harus dihentikan..
Meski untuk itu aku akan kehilangan dunia indah yang pernah kumiliki..
~~
Untuk memperoleh sebuah hati
Aku harus mendustai perasaan lain yang lama melekat
Sebuah pengakuan yang pernah kuucapkan
“I’m in love to someone I’ve never met”


~Liz~



Selengkapnya...

My Words........

Suatu Senja

Suatu senja dengan semua yang hitam
Bertahta malam…
Mengawali mimpi-mimpi para pemimpi
Membalik semua yang telah teratur
Mencoret garis-garis tangan

Suatu senja dengan segala yang semu
Menipu malam….
Mempersembahkannya untuk sosok tanpa wajah
Membelai rindu yang manja

Suatu senja dengan segala yang sepi
Membohongi diri….
Melangkah menjauhi dunia nyata
Menggapai bahagia yang tak ada dunia
Menggenggamnya dalam genggaman yang bercelah

Suatu senja dengan segala asa
Membisikan doa….
Melewati malam yang merayap pelan
Dengan harapan terakhir.

~Liz~
Selengkapnya...

Rabu, 23 Juli 2008

My Friends ~ episode : "Nyi Ronggeng"


Friends….mereka adalah orang-orang terdekat ku yang selalu bisa melihat setiap kebahagiaan, kesedihan, kekesalan, kebodohan, kegilaan, sampai hal-hal yang bahkan tak pernah kusadari tentang diriku sendiri.

Aku akan memilih secara acak teman-teman terbaik yang akan ku “beberkan” profile-nya. So be prepared guys!!

Here we go !!

Her name is Ihya. Tapi lebih suka dipanggil Ai (katanya sih ada sejarahnya). Cewek aries yang pemberani, suka bicara blak-blakan, energik, smart, kadang sedikit ambisius dan akan melakukan apapun untuk mendapatkan keinginannya.

Kesan pertama yang bakal terlihat waktu pertama kali melihat cewek ini terwakili oleh satu kata : JUTEK!!
Well…setidaknya itulah yang kulihat darinya saaat pertama kali dalam hidupku aku bertemu dia dikantor pusat Dwidaya Tour & Travel. Tak banyak yang kutahu tentang dia kala itu. Jadi sebenernya aku hanya mengambil satu kesimpulan dari wajah dan cara dia bicara. So, sekali lagi “don’t judge a book from its cover” itu berlaku ( tapi Ai, sumpah loe emang waktu itu jutek abesss!!..hehehe).


Dia adalah cewek yang selalu ingin tampil seksi dan selalu ingin menarik perhatian. But I really like her spirit. Meskipun usianya lebih muda dariku, cara dia berfikir jauh lebih dewasa dariku. Dan dalam berhubungan pun kini dia sudah membuktikannya, dengan mendahuluiku buat merit. Aku sempat tak percaya seorang Ai akan memutuskan menikah secepat ini. But that’s love…when your soulmate have come to you, siapa yang bisa menolak??

Dia menikahi seorang anggota TRAVIC yang mengendarai kereta kuda..hallah!!maksudnya Honda Tiger (hmmm…motor besar Ai?). Kurasa kisah cinta itu berawal dari ‘cinta lokasi’ saat turing pertama kali aku dan Ai ke Cibatok dengan anak-anak TRAVIC. And now, they look so happy. And I’m happy for them too.

Diluar dari sifat isengnya yang suka “mengintimidasi”ku (trust me, aku ga pernah masukin kehati ), she really helps me a lot. And after all, Nyi ronggeng satu ini adalah one of my best friend.

So, masih mau bilang kalo doi jutek??hehehe…piss ya Ai

Selengkapnya...

Curug Cigamea

Kalau denger Bogor, siapa sih yang ga tau kota hujan itu. Meskipun setiap kali kesana udara nya serasa sangat menyengat. Kota yang punya istana dengan ratusan kijang2 yang hidup bebas, ada lagi kebun raya bogor (yang kuingat dari kebun ini adalah jembatan merah yang lumayan fenomenal ttg putus atau ga nya suatu hubungan dua insane..hehehe), belum lagi tempat2 makan yang juga banyak (tapi jangan harap bisa nemu yang enak kalau ga tau jalan ).

Tapi, aku ga akan cerita banyak tentang kota ini, karena sudah ada website resmi pemerintah yang bisa cerita lebih lengkap. Aku hanya ingin cerita tentang suatu tempat agak dipinggiran Bogor yang punya pemandangan menakjubkan, tentang perjalananku.

February 03, 2008

Bulan februari ini diawali dengan turing ke Cibatok. Rencana nya sih bakal ada 10motor yang ikut turing ini, tapi ternyata hanya tinggal 4 motor yang siap tempur. Yah..mungkin juga karena semalem hujan dan banjir hari sebelumnya. Perjalanan kali ini bukanlah turing resmi dari TRAVIC, tapi direncanakan sebenenya oleh anak “dwidayaholic” (sebutan untuk anak2 agent yang masih atau pernah berhubungan dengan Dwidaya).

Minggu pagi hujan sisa semalam masih turun, meskipun hanya tinggal rintik-rintik. Ryan (profilnya akan ada nanti) muncul dikosan jam setengah 8, setelah aku harus menunggu satu setengah jam dengan melawan rasa kantuk yang benar2 hebat. Maklum, seharusnya dengan udara dingin seperti ini lebih enak emnarik selimut dan melanjutkan mimpi indah semalem (hmmm…..lumayan mimpi dicium Keanu reeves!).

Dari kosanku, kami menuju Tamsur (taman suropati, menteng), meeting point perjalanan kali ini. Thimo dan Adi mungkin sudah menunggu disana. Dengan jaket army yang baru kubeli, angina dingin dan hujan rintik lumayan bisa diredam.

Tiba disana ternyata memang hanya ada 2motor yang sudah stand by, Iyan (anank Dwidaya airport) tidak bisa ikut karena sakit, juga Renat dan Nana yg beralasan hujan. Pukul 8, setelah diawali dengan berdoa, 3 motor melaju (aku dibonceng oleh Ryan) menuju PIM (pondok Indah Mall), ada satu orang yang masih harus kami jemput. Dengan jalur Sudirman-Blok M-lewat belakang PIM, kami tibasetengah jam kemudian. Aloy –cowok gempal yang harusnya sudah ada disana- belum kelihatan batang hidungnya dan batang2 yang lainnya. Sambil menunggunya, aku dan Adi menghangatkan perut dengan semangkuk bubur ayam yang ada dipinggir jalan. Hujan sudah reda. Pukul 9 lewat, tampang batak itu baru muncul dengan wajah yang sedikit terlihat rasa bersalah.Meskipun akhirnya hanya ada 4motor yang ikut : Aloy, Thimo, Adi + aku, dengan semangat kami tetap berangkat.

Motor-motor kami memang bergerak tidak terlalu kebut karena jalanan yang licin setelah hujan. Menurut mereka, rute yang diambil adalah melewati pondok cabe. Matahari mulai bersahabat dan sedikit terik. Kami tiba di peristirahatn pertama, disebuah SPBU, sudah memasuki Bogor. jam dilenganku menunjukkan pukul 11. dikejauhan tampak gunung salak yang menjulang biru. Sangat indah, dengan hamparan rumah2 penduduk dikakinya.

Sebenarnya turing Cibatok bukanlah yang pertama bagiku, sebelumnya aku pernah turing kesana juga dengan anak2 TRAVIC. Dan aku yakin (meskipun dulu adalah perjalanan malam) jalan yang kami ambil sekarang adalah jalur yang dulu kami ambil. Satu hal yang lebih meyakinkan ku adalah ketika kami melewati sebuah villa dimana dulu tempat kami menginap.

Ada sebuah kawasan pemandian air panas disana. Tapi itu bukan tujuan kami kali ini, misi anak2 Dwidayaholic kali ini adalah : Curug Cigamea. Ada beberapa tanjakan yang harus kami lewati. 3motor –termasuk motor Ryan-mulai terbatuk-batuk hehehe….
Pukul 12 siang akhirnya kami sampai juga. Dari pintu gerbang, berderet pondok-pondok yang berdagang macam makanan. Setelah parker motor, kami menghampiri salah satu pondok. Rasa lapar dan lelah membuat 4cowok yang bersamaku itu langsung memesan makan siang, yang merupakan makanan kebangsaan anak kos : Indomie rebus!!!…mantap!!




Selama mereka makan, aku mencari tempat untuk sholat dzuhur, dan menemukan sebuah tempat sholat kecil dipondok sebelah yang juga terdapat toilet umum. Udara ditempat ini benar2 sejuk. Setelah selesai akupun ikut memesan makanan.

Setelah beristirahat, kami berlima turun kebawah dimana terletak air terjunnya. Melewati gerbang pembelian karcis dan membayar Rp 2500/orang. Akses untuk mencapai kebawah adalah dengan menuruni anak tangga yang terbuat dari semen. Ditengah jalan aku sempat kaget, plus bergidik, disepanjang jalan itu ternyata terdapat sekawanan monyet yang bergelantungan didahan-dahan pohon. Pantas saja aku meihat beberapa penjual souvenir menawarkan boneka-boneka monyet! Ternyata monyet-monyet itu menjadi maskot tempat ini. Terus terang saja, aku memang sangat takut.

Dan akhirnya tiba juga kami disana. Ada dua air tejun disana. Salah satu yang paling tinggi kalo gak salah sekitar 30meteran. Alirannya saat ini lumayan besar, mungkin karena pengaruh musim hujan. Kami mulai berganti kostum….waktunya basah!!! Dan naluri piknik ku mulai keluar. Tak lupa sesi poto-poto!!
Ada kawasan wisata air terjun lagi didaerah cibatok ini, letaknya masih agak keatas lagi. Dari curug ini kmai akan menuju kesana. Katanya sih air terjunnya lebih besar. Makaya pukul 2siang kami sudah ‘keluar dari air’ dan naik kepondok penitipan barang. Tentu saja jalan setapak naik ini aka lebih sulit. Anak tangga demi anak tangga harus kulaui dengan ‘ngos-ngosan’. Pada akhirnya, tubuh yang sudah lelah membuat kami membatalkan rencana untuk naik lagi ke curug atas. berganti baju kering. Segelas kopi hangat dan jagung baker rasanya sangat nikmat, diselingi obrolan-obrolan ringan, sesekali para cowok-cowok menggoda gadis-gadis yang akan turun kebawah.
*to be continued
Selengkapnya...

Selasa, 22 Juli 2008

My Father

Its Wednesday!!!!
And I’m gonno talk about MAN!! Wow..sepertinya akan seru, atau mungkin sebaliknya..Boring!!

Umurku 28 tahun dan ada banyak laki-laki dalam hidupku.

Hmm….siapa laki-laki beruntung yang pertama akan kuceritakan?? Dia harus benar-benar special.
Sebenernya aku ingin bercerita tentang Keanu Reeves (oh God..He’s so sexy, perpaduan wajah barat dan orientalnya bikin aku nge-ces, terutama waktu doi main di film Speed..uhhhhh.
Stop!!Ok Liz back to the business.

Dan Laki-laki beruntung yg pertama kali akan kuceritakan adalah seseorang yang sangat kuhormati, kusayangi, kurindukan dan sangat ingin kulihat nyata (bukan hanya dari sebuah album tua). Laki-laki jangkung, kurus, berambut keriting, dan kumis yang agak tebal.
Tak banyak yang bisa kuceritakan sebenarnya tentang seseorang yang sederhana, pintar dan berhasil merebut hati gadis lugu seperti ibuku yang kemudian menikahinya. Seorang mantri pertanian yang pintar, pekerja keras, tegas, dan sangat mencintai keluarga.

Meskipun sangat singkat bagiku untuk mereguk kasih saying darinya, aku yakin dia adalah laki-laki yang hebat dan ganteng (meskipun aku agak ga suka ma pria berkumis)! Waktu itu usiaku sekitar 4 tahun ketika sebuah kecelakaan maut di bulan ramadhan merenggut nyawanya dan meninggalkan kami semua.

Aku tak ingin manja, tapi kadang saat aku gembira, sedih, saat aku mendapatkan pekerjaan pertamaku, saat aku diomelin customerku (huh..aku paling sebal, apalagi kalau sebenarnya itu bukan salahku!), ingin rasanya mendapat semangat dari seorang ayah. Aku ingin merasakan kehangatan pelukannya, kata-kata bijaknya. Sampai diusiaku ini aku masih sangat mendambakan keberadaan seorang ayah.

Tapi, diluar itu, aku sangat bangga dibesarkan oleh seorang wanita yang sangat tangguh!!

Aku hanya bisa berdoa semoga dia bahagia disana.



Liz
Selengkapnya...