Selasa, 30 Maret 2010

si Orange

Titik-titik air hujan yang tersisa dikaca depan bus transjakarta yang aku tumpangi berkilau warna-warni tersiram cahaya lampu jalan sepanjang sudirman-thamrin. Sudah seminggu ini hujan terus mengguyur kota Jakarta, yang buntutnya pasti memperparah masalah kemacetan yang memang sudah parah.

Busway -begitulah moda angkutan umum ini biasa disebut- menjadi solusi yang cukup jitu keluar dari kemacetan ibukota. Yah setidaknya itu buat karyawan pas-pas an seperti ku. Bus orange dengan lambang burung garuda dan 3buah salak ini bisa melenggang dengan anggunnya diantara barisan mobil2 lain.

Meskipun sudah cukup populer, aku yakin ada sebagian warga jakarta yang sama sekali belum merasakan naik bus transjakarta ( hmmm…yang pasti nyokap gw si udah pernah,,,weks). Yang laen gak perlu tunjuk tangan sekarang….! Let me give some review about this vehicle ( yah mungkin ada yang males buka google,,,,!!)

Bus yang mulai beroperasi secara komersil sejak februari 2004 ini, pada awalnya banyak diprotes sebagian besar pengguna mobil pribadi. Dari mulai saat pembangunan jalurnya yang bikin macet, sampai adanya penyempitan jalan yg digunakan utk jalur busway. Namun, dengan semangat berapi-api bapak Sutiyoso, yang pd waktu itu msh menjabat sebagai gubernur jakarta, tidak gentar dan terus melanjutkan misinya yaitu ‘ menyediakan kendaraan yang lebih cepat, nyaman dan dengan biaya terjangkau ( tentu saja sasarannya adalah masyarakat menengah kebawah ).

Saat ini sudah ada 8 koridor yang beroperasi, yang kalau lagi gak ada kerjaan dengan uang 3500 rupiah bisa keliling jakarta mulai ancol sampai ragunan. Dari semua koridor, yang paling banyak aku gunakan adalah koridor 1 ( BlokM – Kota ). Dibandingkan dengan koridor yang lain, koridor ini –menurut ku – paling nyaman karena jarang sekali terkena kemacetan ( tdk seperti jalur lain yang jalurnya sering dimasukin roh halus,,,upss maksudnya dimasuki oleh kendaraan pribadi dan motor ( mana polisi nyaaaa??!!)


Satu lagi yang tidak akan kita lihat pada angkutan umum lainnya, yaitu seragam yang digunakan supir dan petugas pintunya. Jauh beda dengan penampilan supir metromini, supir busway bergaya ala ‘men in black’ dengan jas hitam dan kacamata hitam. Pada hari jumat mereka akan menggunaka kebaya untuk wanita, dan baju koko dengan kain yang dilintangkan dipundak bak ‘bang jampang’ , untuk sabtu dan minggu klo gak salah seragam nya adalah batik. Belum lagi pada hari2 besar, biasanya mereka menggunakan pakaian2 dari beberapa daerah. Unik kan?!

Kebersihan tentu saja terjaga, karena didalam bus ada tanda larangan untuk minum dan makan, dengan petugas yang tidak segan-segan menegur jika ada yang lalai ( yeah walaupun ada juga petugas yang cuek bebek ). Ada juga himbauan untuk memberikan kursi bagi manula, anak2, atau ibu hamil. Nah, yang terakhir suka buat aku bingung, kadang2 aku jadi parno klo ada ibu2 berdiri didepan ku, jadi suka ngeliatin perutnya dan bertanya2 “ ini hamil apa lemak ya??” hehehe…

Dari semua keunikan dan kebaikannya, mari kita lihat kekurangan nya. Coba saja perhatiin pada saat pagi2 dan saat jam pulang kantor. Antrian pada jurusan2 tertentu akan sangat panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang dan lamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!

Tapi bagaimanapun, busway sudah cukup berarti bagiku. Jadi, siapa yang belum pernah mencoba??!!!kalau mau jelas klik disini>

Kejadian unik dan menyebalkan diatas busway :
1. kejepit pintu , gara2 supirnya salah mencet tombol ( huuhhh!!)
2. Pada jam2 padat, suka mencium bau2 badan yang tak sedap.
3. masih kurangnya kesadaran budaya antri , bahkan tak jarang terjadi aksi saling dorong, saling jambak-jambakan ( wah yang ini berlebihan ), dan keras-kerasan ngeluarin bahasa kebon binatang.





Selengkapnya...