16 Agustus 2008
Apa yang terlintas waktu mendengar kalimat ‘food festival’ ??hmmmm….pastinya makan..makan…dan makan!!!
Yup…itulah yang kulakukan, akhirnya, dihari sabtu yang panas ini. Awalnya sih gak begitu tertarik buat datang keacara yang bertemakan “keju” dari sebuah email yang kudapat dari teman kantor. Tapi sehubungan dengan gagalnya semua acara yang sudah direncanakan, seperti jadi backpacker ke jogja, berendem airpanas diciater plus shopping di Bandung, sampai pulang keLampung lagi. Jadi ketika Adis mengajak ku kesana, langsung kusambut dengan antusias. Pukul 2siang, aku keluar dari tempat kamar kos ku. Kamar yang baru saja kubereskan, setelah kutinggalkan berantakan dari pulang kampung kemarin, kini jadi terlihat lumayan bersih dan rapih.
Kami berdua janjian ketemu dihalte busway monas siang ini. Sebenernya sih, kalau mempertimbangkan asas kenyamanan dan kesejukan, taxi adalah pilihan yang paling tepat, tapi mengingat lokasi festival makanan ini terletak tepat didepan jalan sudirman, kami memilih menggunakan transportasi kesayangan Bang Yos a.k.a Transjakarta. Karena dengan ini kami hanya tinggal turun dihalte Gelora Bung karno yang menghadap langsung kepintu masuknya. Gak perlu naik ojek lagi dan ga perlu puter balik lagi kalau naik taxi.
Matahari sangat terik siang itu. ketika memasuki plaza selatan senayan, deretan tenda2 putih sudah menanti kami plus aroma makanan yang membuat perut ku tiba-tiba berdendang (aku sengaja menunda makan siang ku untuk menikmatinya ditempat ini). dengan semangat kami berdua maju melangkah. kalau masalah makanan, aku dan Adis tidak perlu banyak berdebat. Tekhniknya adalah : obrak-abrik deretan booth2 sebelah kiri terlebih dahulu baru sebelah kanan. Mulai dari pastel keju, cireng isi keju, keripik singkong rasa keju, martabak durian keju, pasta keju, poffertjes, baso keju sampai makanan yang gak ada hubungannya dengan keju seperti ketoprak, lontong sayur, soto, dll.Pokoke buanyak deh....
Aku sempat tergoda untuk ikut antri didepan booth yang menjual martabak keju isi durian..waaahhhh….mendengar kata durian, aku langsung tergoda. Tapi sebuah tangan menarik ku dari kerumunan itu. “ntar dulu,…..kita window shop dulu..nanti baru tentukan pilihan..okeh!!” kata adis. Dengan wajah masih enggan untuk menarik diri dan sedikit cairan yg keluar dari mulutku, akhirnya kami berdua berjalan lagi. Dasar cewek ya, kalau sudah melihat hal-hal yang berbau makanan. Gak peduli terik matahari yang sangat menyengat dengan telitinya kami menelusuri semua booth yang ada. Padahal muka sudah merah terbakar, mirip kambing guling yang pasrah diputar-putar diatas arang oleh dua orang tukang sate..”tabahkan hatimu wahai kambing!!”.
Rasa haus mendorong ku kesebuah booth yang menjual minuman berjudul “ es dayak’. Karena baru pertama kali kudengar , rasa penasaran membuat ku membeli segelas minuman seharga 5ribu rupiah itu. Kuhirup minuman berwarna coklat yang kellihatan segar dengan tambahan es batu. Aku tak tahu apa yang menyebabkan minuman ini disebut minuman dayak, karena setelah kuminum rasanya adalah minuman jahe yang manis. Mirip seperti wedang jahe hanya saja disajikan dengan es batu. Sayang aku tak sempat bertanya dengan pedagangnya yang rambutnya mirip dengan Giring nidji itu.
Kami berkeliling lagi sebentar sambil menikmati makanan yang sudah kami beli. Tak lama kemudian diatas panggung dua orang penyanyi bernyanyi diiringi peppermint band yang belum kudengar sebelumnya. Tapi kami berdua sudah cukup puas, pukul 4sore kami keluar dari sana. Adis yang sudah punya acara sendiri dirumahnya langsung melesat pulang, sedangkan aku berniat meluncur kearah senin buat potong rambut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar