Senin, 23 Maret 2009

nice weekend

Ferdy, akhirnya membuka lebar jalan ku untuk lebih akrab dengan kota ini, tempat ku sekarang mencari sesuap nasi. Ini penting, karena ketidak-akraban ku dengan Bandung membuat ku merasa seperti “ living in nowhere “...( yang artinya..???!!!!).

Sabtu, march 21, 2009

walaupun kadang the expert can be wrong – seperti misal : salah parkir..!! si akang satu ini berhasil membawaku mengelilingi Bandung yang siang tadi diguyur hujan dan baru malam nya reda. Pukul 8.30pm mobil ber-plat D dalam kendali sang local guide – one and only – akang Ferdy – melaju perlahan menyusuri jalanan Bandung yg basah.

Tujuan pertama kami dan yang paling mendesak adalah mendamaikan cacing-cacing diperut yang sudah mulai berontak. Bebek van java adalah rekomendasi pertama Ferdy, tapi sayang, saat itu sudah mau tutup jadi masuk ke alternatip ke dua yaitu tempat makan sunda rm. Ampera. Masih rekomendasi dari si akang, rm. Ampera yang dijalan Supratman lebih enak daripada yang lainnya. “ Baik Kang, dimana pun juga , saya terima deh...udah lapeerrrr!!”. Agak sedikit kalap sih waktu pesen 1 ekor ikan mas goreng, pepes tahu, dan bakwan udang, sedangkan si akang cuma pesen babat goreng dan tahu..hehehe. Mau tambah sayur asem lagi jadi malu euy!!

Kalau diliat dari lauk-lauk yang tersedia sih tidak terlalu istimewa, sampai akhirnya aku menemukan sambalnya...Dasyaaaatt!!!. Dari awalnya sok nawarin nasi karena kebanyakan sampai akhirnya malu sendiri lagi karena kemudian tak ada yang tersisa sedikitpun..hahaha.
Tentang harga, juga gak mahal-mahal banget kok, relatip murah bahkan buat tempat makan sebesar ini.

Kenyang makan, Bandung nightseeing pun dilanjutkan. Seperti ikut dalam sebuah tour VIP dengan personnal guide handal, Ferdy menjelaskan setiap jalan-jalan yang kami lewati dan memang sengaja dia putari. Melihat cara dia menggambarkan kota kelahirannya ini seperti membaca ensiklopedia Bandung lengkap, beda nya hanya ketika membaca aku tak akan pernah terus-terusan cekikikan karena joke2 yang dia selipkan. Aku bisa terhanyut dalam kebanggaan dan kecintaan cowok satu ini dengan Bandung heritage. Bukan hanya karena alesan jalan malam hari, tapi memang jalanan Bandung yang kebanyakan 'one way street' (haduh tanya ahmad deh klo ga tau artinya..), juga berputar-putar, cukup sulit bagiku untuk mengingat nya. Tapi setidaknya point-point nya sudah agak terang sekarang. Mari kita lihat pembelajaran apa yang sudah kudapat malam itu :

Hmmm mulai dari melewati sepanjang lapangan gazebo (biar deh kata orang nora' ..yang penting enjoy..!!), melewati rumahnye om Dede Yusuf a.k.a Gedung Sate.

Melewati titik nol – nya kota Bandung yang ternyata terletak di pangkal jalan Asia Afrika ( baru tau kan lohhhh??). Ferdy si cerita history-nya, cumaaaa,,,,,lupa euy hehehe,,abis nama2 nya susah Belanda-Belanda gemanaaa getohh. Disepanjang jalan keliatan sekali arsitektur yang khas, si Akang bilang si ini arsitektur Art Deco, katanya yang asli cuma ada 3 negara didunia yang punya, yaitu : spain,MIA,and Bandung. Kalau di Indonesia, yang bawa gaya arsitektur ini ya si menir-menir tea, satu bentuk yang lebih mengutamakan kesederhanaan dengan elemen dekoratif berupa garis - garis atau persegi, dan pada warna biasanya juga lebih didominasi oleh putih dan abu2. Coba deh perhatiin bentuknya pada hotel Preanger dan Savoy Homan. Ngelewatin gedung merdeka?? tentu iya. Untuk adik-adik yang masih sekolah..sok atuh dateng, trus baca sendiri sejarahnya ye..hehe.

Berbelok sedikit akan ketemu jl. Braga. Kalau yang aku denger sih ya, jalan ini lumayan fenomenal. Dulunya banyak cafe-cafe menawarkan makanan2 khas Belanda, tapi malam ini, aku tak menemukannya. Sepanjang jalan ini bukanlah jalan aspal seperti yang lain, tapi sudah di bongkar dan diganti dengan petak-petak gitu deh ( hmmm susah jelasinnya, ntar deh aku tanya lagi ma tukang yang buat !!). aku sempet tertawa waktu Ferdy nyeletuk ' knapa Bandung dijuluki Kota Kembang?' , bukan karena kota ini tumbuh banyak kembang tapi karena banyak “ kembang malam “ nya..hehehe. Well, kalo gitu, Jakarta bisa disebut ' Kota Surga Bunga' dunk..hehehe.

Belum lagi, jl. Dago yang setiap malam minggu ramai dengan mahasiswa2 kreatip nya. Malam ini saja aku menemukan ada suster ngesot bawa-bawa kotak amal...( hantu yang aneh !!). dentuman music terdengar dijalan tepat didepan plaza Dago yang dijadikan titik berkumpul.Tapi seperti itulah yang terjadi setiap weekend, semua kreativitas tersalurkan dari mulai fashion, seni dll, walaupun kadang-kadang malah buat macet.

jl. Citarum..jadi inget Andy, yang info tentang masjid istiqhomah yang terletak dijalan ini. Dia bilang “ Liz, daripada bengong, mendingan lo ikut-ikut pengajian”. Aku menjawab “ siap, insya Alloh”. Katanya sih masjid ini merupakan kepunyaan aa Gym. Isu polygami pun akhirnya menjadi topik pembicaraan ku dan Ferdy.

Pemberhentian terakhir kami adalah sebuah tempat minum kopi “ Ngopi Doloe”, yang terletak tak jauh dari rs. Boromeus, juanda. Tak lebih dari sebuah rumah dengan tambahan teras dan halam depan yang dibagi 2, satu bagian sebelah kiri diperuntukan bagi yang ingin lebih santai lagi dengan sofa-sofa panjang. Kaerna di lengkapi dengan fasilitas hot spot, jadi membuat pengunjung betah berlama-lama. Warung ngopi doloe yang dijuanda ini memang lebih luas daripada yang ada disamping heritage jl.riau. Kami sama-sama coba pesen 'black forest coffe'. Hmmmm...kalu menurut ku sih, rasa kopinya sudah gak begitu terasa, hilang oleh rasa campurannya, dan hati-hati...kopi ini rasanya sangat manis, dan buat ku malah jadi agak enek. Ditemani dengan satu porsi nacos....( lupa belakangnya ), yang kalu aku bilang lebih kaya pangsit goreng. Sebagian besar pengunjung yang kulihat adalah anak2 muda. Dan menurut Ferdy lagi, warung ngopi doloe ini dikelola oleh anak2 enhai. Ide yang bagus dengan mengadopsi kesuksesan tempat2 ngopi yang sudah terkenal seperti starbuck contohnya. Hanya kemasannya di buat lebih untuk yang lebih kebawah. Karena pada akhirnya, kopi hanyalah sebagai pelengkap, sedangkan tujuan utama nya adalah tempat buat kongkow2.

Pukul 11 malam, bel berbunyi!! aku harus kembali pulang, karena jika lebih dari jam 11 aku berubah menjadi kodok. Ihhhh...bayangin ajah ogah, jadi yah mo gimana lagi secara tinggal di asrama putri, yah walaupun sempet aga di omelin juga ma si penjaga pintu..hiks hiks

Thanks to si Akang yang sudah meluangkan waktunya buat ngajak berkeliling.

Minggu, march 22, 2009

Awalnya si mau ke kedai teko di daerah cieumbuleit, tapi akhirnya cuma makan di suis butcher setiabudi,,,dan ter perangkap hujan di ciwalk.

Smoga masih ada banyak waktu utk menjelajahi kota ini. Jadi, sudah mulai akrab???hmmm...kita akan coba hehehee...

Tidak ada komentar: